Rupiah Kembali Melemah ke Atas Level Rp 15.400 per dolar AS, Berikut Faktor Pemicunya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah dalam beberapa hari terakhir ke atas Rp 15.400 per dolar AS. Padahal, pada Senin (6/3), rupiah masih ditutup di Rp 15.295 per dolar AS.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, rupiah tertekan oleh dolar AS yang lebih kuat karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed yang tinggi dan bertahan lebih lama. Mengingat, The Fed masih mengejar target penurunan inflasi ke level 2%.

Menurut Sutopo, sentimen yang berkembang saat ini membuat investor bertaruh untuk kenaikan suku bunga acuan yang lebih besar. Namun, kenaikan yang lebih besar dan lebih cepat akan menjadi ancaman ekonomi.


Baca Juga: Rupiah Spot Melemah Terhadap Dolar AS Pada Perdagangan Jumat (10/3) Pagi

"Jadi, hemat saya kenaikan suku bunga lanjutan tetap akan terukur sesuai dengan data ekonomi yang berkembang," kata Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/3).

Sutopo memprediksi, rupiah kemungkinan dapat melemah ke atas Rp 15.500 per dolar AS hingga akhir Maret 2023, sementara nilai wajarnya berada di kisaran Rp 15.000-Rp 15.300. 

Dalam waktu dekat, laporan pekerjaan dan CPI AS akan berkontribusi pada keputusan The Fed.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri juga menilai, nilai wajar rupiah dalam kondisi saat ini berada di kisaran Rp 15.000-Rp 15.300 per dolar AS. 

Dalam jangka panjang, ia memperkirakan rupiah akan kembali bergerak menuju nilai fundamentalnya.

Reny cukup optimistis bahwa kondisi dalam negeri akan menjadi sentimen positif untuk menahan rupiah melemah lebih jauh. 

"Potensi penguatan akan datang dari indikator-indikator ekonomi domestik yang masih kuat, capital inflow yang berlanjut, dan berkurangnya tekanan kenaikan suku bunga acuan The Fed  menjelang akhir tahun (sudah priced in)," tutur Reny.

Baca Juga: Penguatan Dolar AS Masih Akan Membayangi Pergerakan Rupiah

Tekanan eksternal diprediksi akan berkurang seiring dengan inflasi dan inflasi inti AS yang menurun secara bertahap. Hal ini akan membuat The Fed menjadi tidak terlalu agresif dan pelaku pasar tidak mengoleksi dolar AS dalam jumlah besar sehingga memberi kesempatan mata uang major currencies menguat.

Reny memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.300-Rp 15.500 per dolar AS dalam jangka pendek. Sementara pada akhir tahun 2023, nilai tukar USD/IDR diperkirakan berada di level Rp 15.285 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi