Rupiah Kembali Menguat ke Rp 16.365, Simak Proyeksi Untuk Kamis (20/6)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (19/6). Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,29% ke posisi Rp 16.365 per dolar AS. 

Sedangkan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah juga menguat tipis 0,036% ke level Rp 16.368 per dolar AS, pada Rabu (l19/6). 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa rupiah dipengaruhi oleh data neraca perdagangan yang rilis hari ini. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 kembali mencetak surplus US$ 2,93 miliar, atau naik US$ 0,21 miliar secara bulanan. Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai sebesar US$ 13,06 miliar, tercatat surplus selama 49 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. 


Sementara itu, surplus Mei 2024 lebih ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas, yakni sebesar US$ 4,26 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utamanya bahan bakar mineral HS 27, lemak dan minyak hewani nabati HS 15, besi dan baja HS 72. 

“Jika dilihat, surplus neraca perdagangan nonmigas Mei 2024 lebih rendah apabila dibandingkan dengan bulan lalu namun lebih tinggi dibandingkan dengan Mei 2023,” kata Ibrahim dalam riset hariannya, Rabu (19/6). 

Baca Juga: Rupiah Semakin Tertekan, Banggar DPR RI Beri Tujuh Resep Selamatkan Rupiah

Sedangkan sentimen dari global, Ibrahim bilang, datang dari pasar yang kini memperkirakan kemungkinan sebesar 67%, The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September, menurut alat CME FedWatch, dengan perkiraan penurunan sebesar hampir 50 basis poin untuk sisa tahun ini. 

“Kemudian, inflasi Inggris kembali ke target Bank of England sebesar 2% pada bulan Mei untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun,” kata dia.

Menurut dia, penurunan inflasi harga konsumen tahunan dari angka 2,3% di bulan April, sejalan dengan ekspektasi median para ekonom dalam jajak pendapat Reuters dan menandai penurunan tajam dari angka tertinggi dalam 41 tahun sebesar 11,1% yang dicapai pada bulan Oktober 2022.  

Dia menyebutkan bahwa pasar memperkirakan peluang sekitar 50% penurunan suku bunga pertama pada bulan Agustus dan hampir setengah poin persentase pelonggaran moneter pada tahun 2024. 

“BoE bertemu pada hari Kamis untuk membahas kebijakan suku bunga, namun diperkirakan tidak akan melakukan perubahan apa pun,” ujar Ibrahim. 

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 16.365 Per Dolar AS Usai Libur Panjang

Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong memprediksi rupiah akan dibuka cenderung datar. Selain itu, investor masih wait and see menantikan pernyataan dan kebijakan terbaru dalam rapat dewan gubernur Bank Indonesia yang akan dilakukan pada Kamis (20/6). 

“Sedangkan sentimen dari luar belum ada yang signifikan, karena tidak ada data ekonomi dari AS besok,” kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (19/6). 

Namun, menurut dia, sentimen eksternal cenderung mendukung pergerakan rupiah menyusul serangkaian data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan.

Lukman pun memprediksi, rupiah akan berada di kisaran Rp 16.300 per dolar AS-Rp 16.400 per dolar AS pada Kamis (20/6). 

Sedangkan Ibrahim memproyeksikan, mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.320 per dolar AS-Rp 16.390 per dolar AS pada perdagangan Kamis (20/6). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati