Rupiah kembali tersengat isu perang dagang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sempat dibuka menguat pada awal pekan, namun valuasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Pergerakan mata uang Garuda masih dibayangi ancaman perang dagang antara China dan AS.

Mengutip Bloomberg, Selasa (3/4), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,08% ke level Rp 13.764 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat, rupiah terdepresiasi 0,11% menjadi Rp 13.765 per dollar AS.

“Sebenarnya hari ini tidak terlalu banyak pergerakan,” ungkap David Sumual, ekonom PT Bank Central Asia Tbk, Selasa.


Meski relatif minim sentimen, tetapi rupiah kembali mendapatkan tekanan dari kekhawatiran terjadinya perang dagang. Apalagi beberapa waktu lalu, China sempat mengumumkan akan memberlakukan tarif impor untuk 128 produk asal AS.

Sedangkan dari dalam negeri, menurut David, pasca rilis inflasi, tidak banyak sentimen yang mempengaruhi pegerakan rupiah. Ia mengatakan, dari domestik, pasar masih menanti rilis data cadangan devisa untuk dapat menggerakkan pasar.

Lukman Leong, analis Valbury Asia Futures sependapat, potensi perang dagang telah memicu kecemasan di beberapa negara seperti Australia, Indonesia dan China.

“Pengaruh perang dagang ini selektif dari luar AS dan China,” paparnya.

Lukman menambahkan, valuasi rupiah juga masih tertekan oleh data inflasi yang masih cukup rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan Maret 2018 sebesar 0,20%. Meski jika dibandingkan bulan sebelumnya terjadi sedikit peningkatan, tetapi angka tersebut masih relatif rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini