Rupiah keok akibat defisit



JAKARTA. Rupiah membuka awal pekan dengan pelemahan. Di pasar spot, Senin (2/6), pasangan USD/IDR naik 0,77% dibanding akhir pekan lalu menjadi 11.766. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI) juga mengalami kenaikan sebesar 1,1% menjadi 11.740.Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual mengatakan, pelemahan rupiah didominasi oleh faktor domestik. Untuk diketahui, serangkaian data ekonomi Indonesia menunjukkan hasil yang negatif. Di antaranya, data neraca perdagangan bulan April 2014 yang defisit US$ 1,97 miliar. Rilis neraca perdagangan ini meleset dari perkiraan surplus sebesar US$ 0,22 miliar. Selain itu, pertumbuhan ekspor year on year (yoy) juga tercatat minus 3,16%. Angka ini di bawah ekspektasi sebesar 3,5%.“Kenaikan impor bahan baku paling besar. Hal ini berkaitan dengan Hari Raya dan tahun ajaran baru,” ungkap David.Dari faktor eksternal, lanjut David, rupiah melemah karena dollar AS secara umum menguat terhadap rekan-rekan mata uang lainnya. Hari ini, David menilai rupiah masih melanjutkan pelemahan. Meski terdepresiasi, namun pelemahan rupiah sudah sangat terbatas. Sepanjang kuartal II-2014, permintaan dollar AS masih tinggi. Kondisi ini menahan laju rupiah.Albertus Christian, Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, pelemahan rupiah yang masih sesuai dengan kondisi fundamental dalam negeri. Menurutnya, BI belum akan melakukan intervensi karena pelemahan rupiah masih dalam range wajar. Ke depannya, rupiah masih memiliki risiko pelemahan.“Data manufaktur China yang positif mendorong optimisme pelaku pasar dan kembali memburu dollar AS,” ucap Christian.Christian memperkirakan pergerakan USD/IDR hari ini berksiar antara 11.730-11.800. Sementara David meramal USD/IDR berada di level 11.720-11.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie