JAKARTA. Rilis data perekonomian yang menggembirakan membuat dollar AS menguat. Kondisi itu membuat nilai tukar rupiah harus mengaku kalah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot Rabu (24/6), rupiah melemah 0,35% dibandingkan hari sebelumnya ke level Rp 13.301. Sebaliknya, kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI) menguat 0,27% menjadi Rp 13.280. Ariston Tjendra, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, rupiah melemah lantaran AS merilis data-data perekonomian yang memperbesar peluang kenaikan suku bunga The Fed. Misalnya data penjualan perumahan yaitu Existing Home Sales per Mei 2015 yang mencapai 5,35 juta, membaik ketimbang posisi bulan sebelumnya yang bertengger di angka 5,09 juta. Ada pula data Core Durable Goods Orders per Mei 2015 yang tercatat 0,5%, lebih tinggi daripada bulan sebelumnya yang minus 0,2%. Selain itu, Gubernur The Fed, Jerome Powell juga menyatakan kesiapan mereka mengerek suku bunga sebanyak dua kali di tahun 2015. "Sekali di September dan Desember. Ini memberikan sentimen positif terhadap dollar AS sehingga rupiah melemah," tuturnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rupiah keok dari dollar dipicu data ekonomi AS
JAKARTA. Rilis data perekonomian yang menggembirakan membuat dollar AS menguat. Kondisi itu membuat nilai tukar rupiah harus mengaku kalah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot Rabu (24/6), rupiah melemah 0,35% dibandingkan hari sebelumnya ke level Rp 13.301. Sebaliknya, kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI) menguat 0,27% menjadi Rp 13.280. Ariston Tjendra, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, rupiah melemah lantaran AS merilis data-data perekonomian yang memperbesar peluang kenaikan suku bunga The Fed. Misalnya data penjualan perumahan yaitu Existing Home Sales per Mei 2015 yang mencapai 5,35 juta, membaik ketimbang posisi bulan sebelumnya yang bertengger di angka 5,09 juta. Ada pula data Core Durable Goods Orders per Mei 2015 yang tercatat 0,5%, lebih tinggi daripada bulan sebelumnya yang minus 0,2%. Selain itu, Gubernur The Fed, Jerome Powell juga menyatakan kesiapan mereka mengerek suku bunga sebanyak dua kali di tahun 2015. "Sekali di September dan Desember. Ini memberikan sentimen positif terhadap dollar AS sehingga rupiah melemah," tuturnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News