Rupiah keok dipicu defisit neraca dagang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali loyo melawan dollar Amerika Serikat (AS) setelah sempat menguat empat hari beruntun.

Pada penutupan perdagangan Kamis (15/3), nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,11% ke level Rp 13.749 per dollar AS. Kurs tengah rupiah Bank Indonesia juga melemah 0,07% menjadi Rp 13.748 per dollar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai, rupiah lesu pasca data neraca perdagangan hari ini yang kembali mencatat defisit. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan bulan Februari 2018 defisit sebesar US$ 870 juta. "Neraca perdagangan sudah defisit tiga bulan berturut-turut, ini makin menekan rupiah," ujar Lana, (15/3).


Sementara, analis PT Valbury Asia Futures Lukman Leong menilai, kemarin, rupiah sempat menguat lebih disebabkan oleh dollar yang lesu pascasejumlah rilis data ekonomi. Di antaranya, inflasi tahunan AS per Februari hanya naik tipis 2,2% year on year (YoY) dari bulan sebelumnya sebesar 2,1% YoY.

Begitu juga dengan data penjualan ritel AS turun untuk tiga bulan berturut-turut. Penjualan ritel AS pada Februari lalu turun 0,1%, padahal diprediksi bakal tumbuh 0,3%.

Lukman menyebut, rupiah masih akan tertekan seiring kian dekatnya agenda rapat FOMC yang akan digelar pada 22 Maret. Pasar masih mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve.

Itu sebabnya, ia memprediksi, besok, rupiah masih akan melanjutkan pelemahan. Rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 13.725-Rp 13.775.

Lana menyebut, belum ada sentimen lain yang dapat menggerakan rupiah secara signifikan. Untuk itu ia memprediksi, nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp 13.730-Rp 13.760 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini