Rupiah Keok ke Rp16.000, BI: Masih Lebih Baik Dari Negara Lain



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui bahwa dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat terhadap mata uang lain.

Kendati begitu, Perry bilang, depresiasi rupiah masih lebih baik jika dibandingkan dengan mata uang negara lainnya.

Asal tahu saja, rupiah ditutup di level Rp 16.009 per dolar AS pada Jumat (13/12). Ini adalah kali pertama rupiah tembus ke atas Rp 16.000 per dolar AS sejak awal Agustus 2024. 


"Memang seluruh negara mengalami depresiasi, tapi depresiasi rupiah termasuk yang kecil," ujar Perry dalam acara Seminar KAFEGAMA: Menuju Pertumbuhan Menuju Indonesia Maju, Sabtu (14/12).

Menurutnya, penguatan dolar AS ini berlanjut setelah kemenangan Donald Trump di pemilihan presiden AS. Selain itu, AS juga mengeluarkan surat utang negara yang cukup besar sehingga meningkatkan defisit fiskal hingga 7,7%.

Baca Juga: Rupiah Tembus Rp 16.000 per Dolar AS, BI Lakukan 3 Intervensi Agresif Ini

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya disiplin fiskal dalam menghadapi ekonomi global ke depannya karena adanya kebijakan Trump.

"Amerika bisa negara besar, mengeluarkan surat utang banyak, bisa. Kalau kita terlalu banyak menerbitkan utang, jebol kita. Tapi masalahnya dengan defisit fiskal yang terlalu besar di Amerika, suka bunga Amerika untuk surat utang pemerintah sangat tinggi. Oleh karena itu seluruh dunia makanya memindahkan portofolio investasinya ke Amerika," katanya. 

Selanjutnya: KAI: Kereta Api Jakarta - Surabaya Paling Banyak Diburu pada Momen Nataru

Menarik Dibaca: Cara Mengatasi Kamera WhatsApp Tidak Bisa Digunakan Video Call

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari