JAKARTA. Depresiasi rupiah mendorong masyarakat getol menumpuk pundi-pundi simpanan dalam bentuk valuta asing (valas). Misalnya saja Oki Samudra. Karyawan perusahaan swasta ini mengaku telah mengonversi seluruh simpanannya dari rupiah ke dollar Singapura, belum lama ini. Alasan Oki, nilai tukar rupiah semakin loyo dan bunga simpanan di bank tidak menarik. "Biaya administrasi simpanan valas lumayan besar dan bunganya kecil. Namun, nilai tukar sedang tinggi. Jadi, saya memilih mengamankan dollar untuk investasi jangka pendek," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (5/8). Kisah Oki menjadi cerminan kenaikan nilai simpanan dalam valas sebesar 3,46% selama sebulan terakhir. Data terbaru Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan, simpanan valas naik dari sebesar Rp 750,98 triliun menjadi Rp 776,95 triliun per akhir Juni 2015, ketimbang bulan sebelumnya (month on month/mom).
Rupiah keok, simpanan valas meningkat
JAKARTA. Depresiasi rupiah mendorong masyarakat getol menumpuk pundi-pundi simpanan dalam bentuk valuta asing (valas). Misalnya saja Oki Samudra. Karyawan perusahaan swasta ini mengaku telah mengonversi seluruh simpanannya dari rupiah ke dollar Singapura, belum lama ini. Alasan Oki, nilai tukar rupiah semakin loyo dan bunga simpanan di bank tidak menarik. "Biaya administrasi simpanan valas lumayan besar dan bunganya kecil. Namun, nilai tukar sedang tinggi. Jadi, saya memilih mengamankan dollar untuk investasi jangka pendek," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (5/8). Kisah Oki menjadi cerminan kenaikan nilai simpanan dalam valas sebesar 3,46% selama sebulan terakhir. Data terbaru Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan, simpanan valas naik dari sebesar Rp 750,98 triliun menjadi Rp 776,95 triliun per akhir Juni 2015, ketimbang bulan sebelumnya (month on month/mom).