JAKARTA. Rupiah belum mampu terlepas dari tekanan. Di pasar spot pada Rabu (25/9), pasangan USD/IDR menguat 0,13% menjadi 11.488. Sementara, kurs tengah dollar AS Bank Indonesia (BI) juga naik 0,33% ke 11.569. Ini level terlemah sejak 2009. Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mengatakan, kebuntuan politik terkait kenaikan plafon utang dan debat anggaran di Amerika Serikat (AS), membuat pasar beralih menempatkan aset di mata uang safe haven, seperti dollar AS dan yen Jepang. "Sebaliknya, mata uang berimbal hasil tinggi, seperti rupiah mendapat tekanan jual dari spekulan," ujar dia. Selain itu, ada survei dari China Beige Book Internasional yang menyatakan pertumbuhan manufaktur dan transportasi di China kuartal ini melambat. Ini mengindikasikan ada pelambatan ekonomi. Akibatnya, rupiah kian tertekan. Apalagi, tujuan ekspor di Indonesia cukup besar tertuju ke Cina, Jepang, Eropa, dan Amerika. "Hal ini menyebabkan pasar pesimistis dengan outlook ekonomi Indonesia yang disampaikan BI untuk kuartal IV tahun ini," imbuh Albertus.
Rupiah kian terpojok
JAKARTA. Rupiah belum mampu terlepas dari tekanan. Di pasar spot pada Rabu (25/9), pasangan USD/IDR menguat 0,13% menjadi 11.488. Sementara, kurs tengah dollar AS Bank Indonesia (BI) juga naik 0,33% ke 11.569. Ini level terlemah sejak 2009. Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mengatakan, kebuntuan politik terkait kenaikan plafon utang dan debat anggaran di Amerika Serikat (AS), membuat pasar beralih menempatkan aset di mata uang safe haven, seperti dollar AS dan yen Jepang. "Sebaliknya, mata uang berimbal hasil tinggi, seperti rupiah mendapat tekanan jual dari spekulan," ujar dia. Selain itu, ada survei dari China Beige Book Internasional yang menyatakan pertumbuhan manufaktur dan transportasi di China kuartal ini melambat. Ini mengindikasikan ada pelambatan ekonomi. Akibatnya, rupiah kian tertekan. Apalagi, tujuan ekspor di Indonesia cukup besar tertuju ke Cina, Jepang, Eropa, dan Amerika. "Hal ini menyebabkan pasar pesimistis dengan outlook ekonomi Indonesia yang disampaikan BI untuk kuartal IV tahun ini," imbuh Albertus.