Rupiah konsolidasi menjelang rapat Bank Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah bergerak dalam rentang sempit jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Kemarin, kurs spot rupiah cuma naik tipis 0,03% ke level Rp 14.103 per dollar Amerika Serikat (AS). Setali tiga uang, kurs tengah rupiah BI naik tipis 0,09% menjadi Rp 14.119 per dollar AS.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, penguatan rupiah dipicu perkembangan positif perundingan dagang antara AS dan China jelang berakhirnya masa gencatan senjata pada 1 Maret nanti. Selain itu, upaya BI mengintervensi rupiah lewat transaksi domestik non-deliverable forward (DNDF) juga berdampak positif bagi mata uang Garuda.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menambahkan, rupiah juga mendapat sokongan jelang RDG BI yang digelar 20–21 Februari. Bank sentral Indonesia tersebut diperkirakan tetap menahan suku bunga acuan atawa BI 7-day repo rate (BI 7-DRR) di level yang sama dengan saat ini. Kami percaya BI akan menahan suku bunga acuan di level 6%, kata dia, Selasa (19/2).


Hal ini sejalan dengan langkah The Federal Reserve yang cenderung dovish. Sebelumnya The Fed memang menyatakan bakal lebih berhati-hati dalam menaikkan suku bunga acuan di tahun ini.

Sentimen tambahan juga datang dari pidato Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda yang sedang mempertimbangkan untuk menambah stimulus jika hal tersebut dapat mengerek ekonomi dan inflasi Jepang. Hal tersebut dilakukan setelah sebelumnya yen menguat terhadap dollar AS.

Alhasil, yen langsung melemah dan membuat pelaku pasar pindah haluan ke mata uang emerging market.

Namun, Deddy menilai, penguatan rupiah cenderung terbatas akibat pasar menanti rilis notulen rapat FOMC pada Rabu (20/2). Dia memprediksi, hari ini rupiah cenderung bergerak terbatas dengan kisaran Rp 14.000–Rp 14.160 per dollar AS. Sementara, Reny memprediksi rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 14.060–Rp 14.135 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati