Rupiah lampaui target, Menkeu: Tak perlu khawatir



JAKARTA. Pemerintah mengaku tidak hawatir dengan kondisi nilai tukar rupiah saat ini yang terus berada dalam trend melemah. Berdasarkan data kurs rupiah pada hari Kamis (25/7) di pasar spot mata uang Jakarta atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), sudah berada di level Rp 10.263 per dollar Amerika SerikatĀ  (US$).Dengan begitu, maka rata-rata nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2013 ini sudah berada di posisi Rp 9.700 per dollar AS. Padahal, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2013, target nilai tukar rupiah tahun ini rata-ratanya sebesar Rp 9.600 per dollar AS. Artinya, nilai tukar rupiah sudah melewati batas target yang ditetapkan Pemerintah.Namun, menurut Menteri Keuangan RI, Chatib Basri, pelemahan rupiah saat ini bukanlah suatu hal yang mengkhawatirkan. Sebab, mata uang yang melemah tidak hanya rupiah semata melainkan juga mata uang Asia lainnya. Sebut saja rupe India dan yen Jepang. "Jadi, pelemahan rupiah masih in line dengan pergerakan regional," ujarnya.Bahkan menurutnya, dengan rupiah yang sudah menembus Rp 10.263 per US$, terjadi penurunan yield surat utang negara dari 8,3% ke 7,8%, bahkan sempat juga menyentuh 7,4%. Hal ini mengindikasikan adanya aliran dana asing yang masuk setelah sebelumnya terjadi capital out flow yang cukup besar.Bila dana masuk sudah kembali meningkat, artinya jumlah mata uang US$ di dalam negeri sudah bertambah. Nah jika mata uang US$ yang dimiliki Indonesia bertambah akan berpengaruh terhadap cadangan devisa dan tentu saja penguatan nilai tukar rupiah bisa segera terjadi.Chatib juga menyebut, penyebab adanya aliran dana yang masuk kembali itu dikarenakan ada importir yang sudah menyuplai dollarnya. "Ini menunjukan rupiah sebetulnya stabil," tekan Chatib.Sementara Gubernur BankĀ  Indonesia (BI), Agus Martowardojo menjelaskan, terkait pelemahan rupiah, pihaknya siap melakukan langkah-langkah untuk menjaga mata uang Garuda tetap stabil. Ia berjanji akan melakukan intervensi. Jika jika ada korporasi yang membutuhkan valuta asing (valas), pihaknya siap memenuhi permintaan akan valas tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie