KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah lanjut menguat sebesar 0,25% ke level Rp 15.254 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (29/8) pukul 10.25 WIB. Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirkaan, USD-IDR dapat bergerak ke kisaran Rp Rp 15.258-Rp 15.326 pada perdagangan hari ini. Pergerakan rupiah dalam jangka pendek masih akan dipengaruhi oleh sentimen eksternal terutama kebijakan arah suku bunga The Fed ke depan.
The Fed mengisyaratkan masih dapat menaikkan suku bunga acuan jika diperlukan dan lebih berhati-hati melihat perkembangan ekonomi AS.
Baca Juga: Berotot, Rupiah Spot Dibuka Menguat ke Rp 15.273 Per Dolar AS Pada Hari Ini (29/8) Pasar akan
wait and see terhadap FOMC September 2023 di saat The Fed akan merilis Fed Projection guidance yang terbaru. "Saat ini pasar melihat tingkat suku bunga The Fed dapat berada pada level yang tinggi dalam jangka waktu yang cukup lama dengan terminal rate ke level 5,75% pada tahun 2023," ucap Reny dalam risetnya, Selasa (29/8). Indeks USD masih berada di atas level 100 yang mengindikasikan USD masih diminati oleh pelaku pasar sebagai
safe haven currency. Indeks USD saat ini berada di kisaran level 103-104 yang mengindikasikan penguatan USD terhadap sejumlah mata uang utama masih berlanjut. "Perkembangan pertumbuhan ekonomi AS dan data tenaga kerja AS yang menunjukkan perbaikan turut mendorong USD kembali menguat di tengah ketidakpastian global yang meningkat," kata Reny. Reny melihat, posisi rupiah masih akan berada di kisaran Rp 15.000-Rp 15.300 dalam jangka pendek. Berbagai langkah kebijakan telah ditempuh oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik dan pasar keuangan. Ia cukup optimistis bahwa BI akan mengawasi pasar dengan melanjutkan kebijakan triple intervention dan twist operation untuk menjaga stabilitas rupiah ke depan.
Baca Juga: Pengamat Menyebut BI Perlu Ketatkan Aturan Terkait Transaksi Dompet Digital BI juga mengimplementasikan kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) dan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk menarik investor. Namun, menurutnya, dua kebijakan terakhir masih memerlukan beberapa waktu ke depan (minimal tiga bulan) untuk melihat seberapa efektif kinerjanya untuk memperkuat stabilitas pasar dan menarik
capital flow. Pada akhir tahun 2023, Reny memproyeksi rupiah akan berada di level Rp 14.864 per dolar AS. Dengan catatan, fundamental dan daya tahan ekonomi domestik tetap solid serta kekhawatiran pasar terkait kebijakan suku bunga The Fed sudah priced in sehingga capital flow kembali masuk ke pasar domestik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto