Rupiah lanjutkan pelemahannya, ini pemicunya



JAKARTA. Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya di hari kedua, Kamis (18/6). Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah ke Rp 13.356 per dollar AS atau melemah 0,24% dari posisi kemarin Rp 13.324 per dollar AS.

Senasib, rupiah pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) ke Rp 13.343 per dollar AS atau melemah 0,28% dari posisi kemarin Ep 13.306 per dollar AS.

Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan, bahwa antisipasi keputusan Standard & Poor's (S&P) mengenai peringkat Indonesia membuat sebagian pelaku pasar uang menahan transaksinya untuk masuk ke aset berdenominasi rupiah.


"S&P masih menjadi sentimen yang dinanti pelaku pasar keuangan di dalam negeri," ucapnya dikutip dari Antara.

Kendati demikian, menurut dia, fluktuasi rupiah nisbi masih stabil di tengah stabilitas sistem keuangan di dalam negeri yang cukup terjaga. Kondisi itu dapat membuka ruang penguatan rupiah masih terbuka.

Di sisi lain, lanjut dia, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Mei 2017 yang memutuskan untuk mempertahankan "BI 7-day Reverse Repo Rate" (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75 % juga menunjukkan stabilitas makroekonomi terjaga yang akhirnya dapat mendorong rupiah terapresiasi.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa penguatan dollar AS nisbi terbatas, menyusul estimasi pasar terhadap data klaim tunjangan pengangguran dan data indeks manufaktur Amerika Serikat yang keduanya diperkirakan tidak sesuai ekspektasi pasar.

Di sisi lain, lanjut dia, krisis politik di Amerika Serikat yang tampaknya belum kondusif, dan kemungkinan dapat menunda upaya Presiden AS Donald Trump untuk melaksanakan rencananya turut membatasi laju dollar AS.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.343 dibandingkan hari sebelumnya (Rabu, 17/5) Rp13.306 per dollar ASĀ 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto