Rupiah lemah, feedloter kerek harga sapi



JAKARTA. Rupiah terus melemah, pengusaha feedloter ancang-ancang untuk menaikan harga jual sapi 10% ke rumah potong hewan (RPH). Namun Johny Liano, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) bilang anggota asosiasinya sedang menghitung penyesuaian harga.

"Saya belum tahu hasilnya tetapi mungkin akan naik sekitar 10% untuk harga dari feedlot ke rumah potong hewan," kata Johny.

Didiek Purwadi, Direktur Operasional PT Great Giant Livestock mengaku hingga saat ini belum menaikan harga jual. Namun, menurut Didiek, jika rupiah bertengger di level Rp 11.800 per dollar AS, kenaikan harga sapi feedlot bisa lebih dari 10%. "Selisih dari nilai tukar sebelumnya saja sudah lebih 10%, belum biaya transport dan pakan ternak yang pasti naik," jelas Didiek.


Abud Hadiyanto, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pemotongan Hewan Indonesia (APPHI) membenarkan sedang ada pembicaraan antara pengusaha penggemukan dengan para pemilik RPH soal penyesuaian harga untuk antisipasi pelemahan rupiah. "Kalaupun ada kenaikan harga, kemungkinan awal September," jelas Abud.

Asnawi, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) mengatakan, jika perusahaan feedlot menaikan harga 10% dipastikan harga daging di tingkat retail tembus Rp 100.000 per kilogram (kg). Rinciannya, harga sapi dari feedlot ke RPH akan naik menjadi Rp 37.000 per kg sehingga harga karkas ikutan naik menjadi Rp 78.000 per kg. "Harga daging ini tergantung dari hulu," katanya.

Ishana Mahisa, Ketua Umum National Meat Processor Association Indonesia (Nampa) mengatakan belum merasakan kenaikan harga sampai September. Alasannya, perusahaan pengolahan daging masih memiliki kontrak 3 bulanan yang berlaku sampai September. Jika importir daging menaikan harga daging sapi sebesar 10%, maka pengusaha olahan daging bakal menaikan separuhnya.

Saat ini, kata Ishana, industri mendapatkan harga daging sapi impor sebesar US$ 4,4 sampai US$ 5 per kg. Di tanah air, harga tersebut berkisar Rp 46.000 hingga Rp 47.000. Selain kenaikan harga daging, pengusaha olahan juga harus menghadapi kenaikan biaya lain seperti bungkus sosis dan produk lainnya yang masih diimpor. "Tapi hal itu bisa diatasi dengan impor dari negara lain yang lebih murah," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie