Rupiah lemah, likuiditas valas semakin ketat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas valuta asing perbankan terkena imbas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Maklum, saat rupiah loyo, nasabah lebih senang menyimpan dollar di luar negeri daripada di perbankan Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) untuk valas naik 879 bps menjadi 95,08% per Maret 2018. Sebelumnya, posisi LDR valas sebesar 86,29% pada Maret tahun lalu.

Data tersebut menunjukkan terjadi pengetatan likuiditas valas. Ketatnya simpanan valas ini disebabkan karena kredit berupa valas tumbuh 9,16%, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) valas justru menurun 0,5%.


PT Bank Mandiri Tbk melihat likuiditas valas yang mengetat di pertengahan tahun terbilang wajar. Biasanya, kebutuhan valas di pertengahan tahun memang lebih tinggi.

Rohan Hafas, Sekretaris PerusahaanMandiri, mengatakan, pengetatan likuiditas valas terjadi secara musiman. Dengan kata lain, kebutuhan valas meningkat seiring dengan pembayaran luar negeri.

"Akan turun lagi jelang akhir tahun. Tapi tidak setinggi tahun lalu," kata Rohan, Jumat (22/6). Bank milik pemerintah ini mencatat posisi LDR valas sebesar 90%. Selanjutnya, Bank Mandiri akan menjaga LDR valas di level 85%-90% di akhir tahun ini.

Senada, Rico Rizal Budidarmo, Direktur Bisnis Tresuri & Internasional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), mengatakan, BNI akan menjaga posisi likuiditas valas di level optimal. Terlebih, tren pelemahan rupiah memungkinkan timbul risiko yang besar.

Untuk itu, BNI akan menjaga situasi fluktuasi rupiah ini dengan open position tidak terlalu besar demi menghindari risiko. "Agar pinjaman valas dapat terpenuhi oleh liabilitas valas," kata Rico.

Bank berkode saham BBNI ini mencatat, posisi LDR valas sekitar 90%. Ke depan, BNI akan menjaga posisi LDR valas pada rentang 80% hingga 90%.

Di BNI, likuiditas valas untuk memenuhi aset valas. Sedangkan dari sisi lain, permintaan kredit valas tahun ini tidak tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.

Ketat

Sementara itu, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengungkapkan, BCA memiliki likuiditas valas yang longgar. Hal ini tercermin dari posisi LDR valas saat ini yang sekitar 65%–70%.

Sedangkan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tetap memantau kebutuhan likuiditas valas. Budi Satria, Direktur BTN, berpendapat, pelemahan rupiah akan membuat likuiditas valas kian ketat. Perebutan dana valas semakin sengit lantaran ada kebutuhan valas cukup besar dari nasabah yang bertransaksi ekspor dan impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie