KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di perdagangan Jumat (2/7), rupiah berada di angka Rp 14.532 per dolar AS atau melemah 0,21% dari hari sebelumnya. Sedangkan, kurs Jisdor melemah sebanyak 0,17%, dan saat ini berada di angka Rp 14.564 per dolar AS.

Menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, ada beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah, seperti investor yang menghindari taruhan besar menjelang rilis data ketenagakerjaan AS yang dapat mempengaruhi sikap hawkish The Fed terhadap kebijakan moneter.

Selain itu, ia menilai bahwa investor saat ini masih menunggu laporan pekerjaan AS di bulan Juni, termasuk data non-farm payroll.

Investor juga saat ini terus mencerna data yang dirilis pada hari Kamis (1/7), yang mengatakan bahwa data IMP Manufaktur Institute of Supply Management (ISM) sedikit lebih rendah dari perkiraan 60,6 pada bulan Juni.

Untuk faktor internal, ia melihat bahwa saat ini pelaku pasar mengapresiasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa dan Bali guna memitigasi meluasnya persebaran varian baru Covid-19.

Baca Juga: Makin loyo, rupiah spot melemah 0,35% ke Rp 14.555 per dolar AS pada siang ini

“Pemerintah sudah tahu bahwa dalam penerapan PPKM Mikro Darurat akan ada yang dirugikan terutama Pertumbuhan ekonomi (mati suri), tetapi pemerintah sudah mengambil langkah strategis dengan mementingkan kesehatan masyarakat walaupun pertumbuhan ekonomi di Kuartal Ketiga kemungkinan akan terjadi kontraksi, bisa saja di 2-4 persen,” kata Ibrahim dalam rilis rupiah hariannya, Jumat (2/7).

Ia menilai pemerintah sangat berharap pada PPKM darurat yang dibarengi dengan dukungan masyarakat untuk berdisiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, sehingga dapat menurunkan angka kasus.

Di Senin pekan depan, Ibrahim menilai rupiah akan berfluktuasi melemah di rentang Rp 14.520 per dolar AS – Rp 14.570 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto