JAKARTA. Niat Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk melakukan impor kedelai secara berkelanjutan nampaknya sulit terealisasikan. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang terus berfluktuasi menjadi penyebabnya. Ketua Gakoptindo Aip Syarifudin mengatakan, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang menembus Rp 12.000 sangat menyulitkan. Walhasil, para pengrajin tempe dan tahu mendapatkan harga kedelai murah sulit direalisasikan. Melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar AS ditambah lagi dengan modal yang terbatas mengakibatkan impor kedelai yang dilakukan Gakoptindo tidak dapat menyaingi perusahaan swasta yang sebagian besar merupakan multinasional. "Pendanan kita terbatas, tidak dapat bersaing dengan swasta," katanya, awal pekan ini.
Rupiah loyo, koperasi tempe sulit impor kedelai
JAKARTA. Niat Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk melakukan impor kedelai secara berkelanjutan nampaknya sulit terealisasikan. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang terus berfluktuasi menjadi penyebabnya. Ketua Gakoptindo Aip Syarifudin mengatakan, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang menembus Rp 12.000 sangat menyulitkan. Walhasil, para pengrajin tempe dan tahu mendapatkan harga kedelai murah sulit direalisasikan. Melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar AS ditambah lagi dengan modal yang terbatas mengakibatkan impor kedelai yang dilakukan Gakoptindo tidak dapat menyaingi perusahaan swasta yang sebagian besar merupakan multinasional. "Pendanan kita terbatas, tidak dapat bersaing dengan swasta," katanya, awal pekan ini.