Rupiah loyo, produsen kaca genjot ekspor



JAKARTA. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tak selamanya bikin rugi pelaku industri. Ada pula pelaku industri yang justru melihat peluang saat rupiah terkapar. Seperti yang dilakukan industri kaca. Mereka menggenjot ekspor saat rupiah melemah.

Yustinus Gunawan, Ketua III Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) menuturkan, anggotanya memanfaatkan momentum pelemahan rupiah ini untuk meningkatkan ekspor. Kenaikan ekspor itu mulai terlihat pada periode Juli-September 2014 atau selama kuartal III 2014.

Menurut data AKLP, sampai semester I-2014, ekspor kaca nasional menyumbang 30%-35% dari penjualan. "Tapi sampai kuartal III, porsi ekspor justru naik dan menyumbang 35%-40% dari total penjualan," kata Yustinus pada KONTAN, Kamis (23/10).


Sampai kuartal III-2014, penjualan kaca nasional tercatat 1,05 juta ton atau tumbuh 7%-8% dari periode yang sama tahun lalu. Mengacu data ini, ekspor kaca setidaknya menyumbang sebesar 367.500 ton−420.000 ton. "Kondisi pasar sedang membaik, dan kinerja ekspor membaik," terang Yustinus.

Adapun kenaikan porsi ekspor terjadi karena kenaikan volume ekspor, bukan karena penambahan jumlah negara tujuan ekspor. Catatan saja, negara tujuan ekspor industri kaca Indonesia adalah wilayah Asia Tenggara, Jepang, Timur Tengah, Australia, dan Selandia Baru.

Sampai akhir tahun ini AKLP memperkirakan volume penjualan kaca bisa mencapai 1,3 juta ton. Sebesar 700.000 ton–800.000 ton untuk kebutuhan dalam negeri dan sisanya sebesar 500.000 ton–600.000 ton untuk keperluan ekspor.

Industri kaca dalam negeri memenuhi 95% kebutuhan kaca domestik. Hanya 5% kebutuhan kaca nasional yang diimpor, terutama kaca-kaca spesifikasi khusus yang tidak diproduksi di dalam negeri.

Sekitar 70%-75% penjualan kaca nasional saat ini menyasar segmen properti. Sisanya, sebesar 25% sampai 30%, menyasar pasar kaca untuk kebutuhan otomotif. Misalnya kaca mobil. "Kami menyambut baik dorongan pemerintah meningkatkan ekspor mobil. Jika ekspor mobil meningkat, ekspor kaca mobil juga akan ikut meningkat," ujar Yustinus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan