JAKARTA. Meski harga jagung menurun, pengusaha pakan ternak cemas terhadap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Mereka menghitung pelemahan nilai tukar mata uang Garuda ini bakal mengerek ongkos produksi. Ketua Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia (GAPPI) Anton Supit beranggapan, penurunan harga jagung di pasar internasional tidak terlalu besar. Harga impor jagung turun Rp 1.000 per kilogram menjadi Rp 4.000 kilogram. Tingginya ongkos produksi pakan ternak juga karena bea masuk. Anton mengatakan, pengusaha harus menanggung bea masuk jagung impor. "Kenaikan BBM pekan lalu juga membuat harga jagung tetap tinggi," katanya, Selasa (10/3).
Rupiah loyo, produsen pakan ternak was-was
JAKARTA. Meski harga jagung menurun, pengusaha pakan ternak cemas terhadap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Mereka menghitung pelemahan nilai tukar mata uang Garuda ini bakal mengerek ongkos produksi. Ketua Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia (GAPPI) Anton Supit beranggapan, penurunan harga jagung di pasar internasional tidak terlalu besar. Harga impor jagung turun Rp 1.000 per kilogram menjadi Rp 4.000 kilogram. Tingginya ongkos produksi pakan ternak juga karena bea masuk. Anton mengatakan, pengusaha harus menanggung bea masuk jagung impor. "Kenaikan BBM pekan lalu juga membuat harga jagung tetap tinggi," katanya, Selasa (10/3).