JAKARTA. Pelemahan rupiah terhadap dolar AS memberikan tekanan terhadap pelaku industri lokal. Namun, sepertinya PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sepertinya masih tahan terhadap tekanan ini, setidaknya hingga akhir tahun nanti. Manajemen bilang, perseroan memiliki manajemen valuta asing yang baik. Antara pemasukan dan pengeluaran dalam kurs dollar semuanya diatur dan dipersiapkan untuk menghadapi kondisi seperti ini. Bahkan, posisinya diatur sedemikian rupa, sehingga posisinya nanti masih akan surplus (dollar AS) hingga akhir tahun. "Surplusnya hingga akhir tahun nanti sekitar US$ 40 juta," ujar Agus Samuel Kana, Corporate Secretary PT PP kepada KONTAN, (26/8). Memang, dari sisi kewajiban atau utang-utang perseroan memang tidak terpengaruh lantaran sebagian besar instrumen tersebut menggunakan rupiah. Tapi, dari sisi operasionalnya, perseroan memiliki potensi gangguan karena masih ada beberapa bahan konstruksi yang harus diimpor. Namun, hal ini masih bisa dikatalisasi dengan beberapa proyek yang memberikan pemasukan dollar. Sehingga, hal ini menjadi semacam natural hedging bagi perseroan. "Beberapa proyek yang bisa memberikan income dollar seperti proyek di Timor Leste, Proyek PLN ( Pembangkit Listrik) dan proyek-proyek EPC," pungkas Agus. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rupiah loyo, PTPP kantongi surplus US$ 40 juta
JAKARTA. Pelemahan rupiah terhadap dolar AS memberikan tekanan terhadap pelaku industri lokal. Namun, sepertinya PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sepertinya masih tahan terhadap tekanan ini, setidaknya hingga akhir tahun nanti. Manajemen bilang, perseroan memiliki manajemen valuta asing yang baik. Antara pemasukan dan pengeluaran dalam kurs dollar semuanya diatur dan dipersiapkan untuk menghadapi kondisi seperti ini. Bahkan, posisinya diatur sedemikian rupa, sehingga posisinya nanti masih akan surplus (dollar AS) hingga akhir tahun. "Surplusnya hingga akhir tahun nanti sekitar US$ 40 juta," ujar Agus Samuel Kana, Corporate Secretary PT PP kepada KONTAN, (26/8). Memang, dari sisi kewajiban atau utang-utang perseroan memang tidak terpengaruh lantaran sebagian besar instrumen tersebut menggunakan rupiah. Tapi, dari sisi operasionalnya, perseroan memiliki potensi gangguan karena masih ada beberapa bahan konstruksi yang harus diimpor. Namun, hal ini masih bisa dikatalisasi dengan beberapa proyek yang memberikan pemasukan dollar. Sehingga, hal ini menjadi semacam natural hedging bagi perseroan. "Beberapa proyek yang bisa memberikan income dollar seperti proyek di Timor Leste, Proyek PLN ( Pembangkit Listrik) dan proyek-proyek EPC," pungkas Agus. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News