Rupiah loyo terseret isu eksternal



JAKARTA. Otot rupiah loyo melawan dollar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda terseret sentimen eksternal.

Selasa (3/5), di pasar spot, nilai tukar rupiah melemah 0,22% dibandingkan hari sebelumnya ke level Rp 13.188 per dollar AS. Meski demikian, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, mata uang Garuda menguat 0,23% ke posisi Rp 13.162 per dollar AS.

Ekonom PT Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, pelemahan rupiah dipicu faktor eksternal. Kinerja emiten di Amerika Serikat (AS) membaik, sehingga memberi asupan tenaga bagi dollar AS. Kebijakan Bank Sentral Australia (RBA) memangkas tingkat suku bunga juga berimbas pada penguatan dollar AS di hadapan dollar Aussie. "Efeknya, dollar AS jadi lebih bertenaga melawan rupiah," katanya, Selasa (3/5).


Di sisi lain, data manufaktur China mengecewakan membawa sentimen negatif di pasar Asia, sehingga menyeret rupiah.

Sementara, dari internal, sejatinya rupiah didukung katalis positif. Sebab, Indonesia mencatatkan deflasi 0,45% per April 2016. "Namun, eksternal masih terlihat dominan," kata David.

Ia memprediksi, Rabu (4/5), rupiah berpeluang menguat meski tipis. Menjelang hari libur nasional, pergerakan rupiah diperkirakan terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini