JAKARTA. Rupiah turun mencetak rekor terendahnya lagi terhadap dollar AS pada pembukaan pagi, Senin (5/11). Performa mata uang Garuda memudar terhadap the greenback menjelang rilis data Produk Domestik Bruto (PDB), yang rencananya akan keluar siang nanti. Pasangan (USD/IDR) melemah menjadi Rp 9.634, level terendah rupiah selama tahun 2012 ini.Kepala Riset Divisi Treasury, Bank Negara Indonesia (BNI), Nurul Eti Nurbaeti memproyeksikan data PDB akan melemah dibanding kuartal II yang sebesar 6.37%. Namun ia memprediksi angka PDB akan bertahan di atas level 6%.Karenanya, menjelang pengumuman PDB tersebut, potensi pergerakan pasangan (USD/IDR) akan cenderung melemah bagi rupiah, berada di kisaran 9.590-9.650 Pengamat Valas Farial Anwar mengomentari pelemahan rupiah terhadap dollar AS, karena ajang spekulasi menjelang pemilihan presiden AS nanti malam. Di periode yang sama, indeks dollar AS, acuan nilai dollar terhadap mata uang mayoritas naik le level 80,59."Spekulasi ini menambah tekanan terhadap dollar, namun saya meyakini siapa pun presiden AS nanti, rupiah tidak akan mengalami perubahan, yaitu tetap pada tren pelemahannya," kata Farial kepada KONTAN, Senin (5/11).Menurut Farial, dibanding mata uang Asia Tenggara lainnya, performa rupiah belakangan ini sangat buruk. hal ini dikarenakan tidak efektifnya peraturan Bank indonesia (BI) mengenai penempatan dana hasil ekspor para eksportir kepada Bank dalam negeri."Eksportir memang memasukkan dananya ke Bank dalam negeri, tapi tidak beberapa lama mereka menyalurkannya kembali ke luar negeri.seperti ke Singapura, Taiwan ataupun Hongkong. Hal ini yang memberatkan pergerakan rupiah," jelas Farial.Selain itu, bila rupiah mendapatkan intervensi oleh BI, maka bakal banyak menggerus cadangan devisa. Farial mengkhawatirkan, jika dollar AS tetap naik terhadap rupiah ditengah harga minyak yang juga terus terdongkrak, maka pemerintah akan kewalahan membiayai subsidi mereka untuk BBM.
Rupiah luruh ke rekor terlemah terhadap dollar
JAKARTA. Rupiah turun mencetak rekor terendahnya lagi terhadap dollar AS pada pembukaan pagi, Senin (5/11). Performa mata uang Garuda memudar terhadap the greenback menjelang rilis data Produk Domestik Bruto (PDB), yang rencananya akan keluar siang nanti. Pasangan (USD/IDR) melemah menjadi Rp 9.634, level terendah rupiah selama tahun 2012 ini.Kepala Riset Divisi Treasury, Bank Negara Indonesia (BNI), Nurul Eti Nurbaeti memproyeksikan data PDB akan melemah dibanding kuartal II yang sebesar 6.37%. Namun ia memprediksi angka PDB akan bertahan di atas level 6%.Karenanya, menjelang pengumuman PDB tersebut, potensi pergerakan pasangan (USD/IDR) akan cenderung melemah bagi rupiah, berada di kisaran 9.590-9.650 Pengamat Valas Farial Anwar mengomentari pelemahan rupiah terhadap dollar AS, karena ajang spekulasi menjelang pemilihan presiden AS nanti malam. Di periode yang sama, indeks dollar AS, acuan nilai dollar terhadap mata uang mayoritas naik le level 80,59."Spekulasi ini menambah tekanan terhadap dollar, namun saya meyakini siapa pun presiden AS nanti, rupiah tidak akan mengalami perubahan, yaitu tetap pada tren pelemahannya," kata Farial kepada KONTAN, Senin (5/11).Menurut Farial, dibanding mata uang Asia Tenggara lainnya, performa rupiah belakangan ini sangat buruk. hal ini dikarenakan tidak efektifnya peraturan Bank indonesia (BI) mengenai penempatan dana hasil ekspor para eksportir kepada Bank dalam negeri."Eksportir memang memasukkan dananya ke Bank dalam negeri, tapi tidak beberapa lama mereka menyalurkannya kembali ke luar negeri.seperti ke Singapura, Taiwan ataupun Hongkong. Hal ini yang memberatkan pergerakan rupiah," jelas Farial.Selain itu, bila rupiah mendapatkan intervensi oleh BI, maka bakal banyak menggerus cadangan devisa. Farial mengkhawatirkan, jika dollar AS tetap naik terhadap rupiah ditengah harga minyak yang juga terus terdongkrak, maka pemerintah akan kewalahan membiayai subsidi mereka untuk BBM.