JAKARTA. Tekanan nilai tukar rupiah semakin bertubi. Di akhir Jumat (22/6) lalu, rupiah di pasar spot melemah 0,13% ke Rp 9.494 per dollar AS. Sedangkan berdasar kurs tengah BI rupiah tidak bergerak dibanding hari sebelumnya di 9.473. Analis BNI, Apressyanti Senthaury menduga, pekan ini, rupiah masih melemah. Data klaim pengangguran dari AS, tingkat inflasi dan hasil Federal Open Market Committee (FOMC) yang mengecewakan mengakibatkan pasar memilih dollar AS sebagai tempat berinvestasi. Akibatnya, dollar AS makin perkasa dan membuat rupiah terpuruk. Kepala Riset Divisi Treasuri Bank CIMB Niaga, Mika Martumpal menambahkan, penguatan dollar AS tak hanya menekan rupiah dan mata uang lain tapi juga harga komoditas. Karena itu ia memprediksi hari ini rupiah masih akan melemah.
Rupiah makin tertekan
JAKARTA. Tekanan nilai tukar rupiah semakin bertubi. Di akhir Jumat (22/6) lalu, rupiah di pasar spot melemah 0,13% ke Rp 9.494 per dollar AS. Sedangkan berdasar kurs tengah BI rupiah tidak bergerak dibanding hari sebelumnya di 9.473. Analis BNI, Apressyanti Senthaury menduga, pekan ini, rupiah masih melemah. Data klaim pengangguran dari AS, tingkat inflasi dan hasil Federal Open Market Committee (FOMC) yang mengecewakan mengakibatkan pasar memilih dollar AS sebagai tempat berinvestasi. Akibatnya, dollar AS makin perkasa dan membuat rupiah terpuruk. Kepala Riset Divisi Treasuri Bank CIMB Niaga, Mika Martumpal menambahkan, penguatan dollar AS tak hanya menekan rupiah dan mata uang lain tapi juga harga komoditas. Karena itu ia memprediksi hari ini rupiah masih akan melemah.