Rupiah masih akan dibayangi sejumlah sentimen hingga akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah sampai akhir tahun masih akan dipengaruhi oleh sentimen inflasi dan rencana tapering. Selain itu, lonjakan kasus Covid-19 juga dinilai masih akan menjadi sentimen negatif yang membayangi rupiah ke depannya.

Presiden Komisoner HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo menilai sentimen inflasi dan rencana tapering akan mempengaruhi rupiah ke depannya, walaupun hal ini masih membutuhkan waktu.

Selain itu, tingkat pengangguran di Indonesia juga meningkat menjadi 6,26% di kuartal pertama 2021 dari 4,94% di kuartal yang sama tahun sebelumnya, di tengah pelemahan ekonomi akibat krisis Covid-19.


Baca Juga: Kompak, rupiah Jisdor menguat 0,43% ke Rp 14.486 per dolar AS pada Senin (12/7)

“Jumlah pengangguran melonjak 1,82 juta menjadi 8,75 juta di bulan Februari. Sedangkan Ekonomi Indonesia menyusut 0,74% pada kuartal pertama tahun 2021, sesuai dengan konsensus pasar dan setelah jatuh 2,19% pada periode sebelumnya, perkiraan kuartal II/2021 tetap di angka -0,74%,” kata Sutopo.

Sementara itu, menurutnya dengan kondisi Asia dengan peningkatan virus delta dan menanjaknya penularan di Malaysia, Thailand, Vietnam dan terutama Indonesia, akan semakin membebani sentimen. 

Ia juga menilai bahwa pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akan membebani aktivitas ekonomi, dan hal tersebut akan buruk bagi pemulihan ekonomi Indonesia itu sendiri.

Baca Juga: Rupiah spot menguat 0,24% ke Rp 14.493 per dolar AS pada perdagangan Senin (12/7)

“Sentimen negatif virus akan terus menjadi perhatian investor dan pedagang di kuartal ketiga ini, penyelenggaraan vaksin yang masih terbatas juga menjadi pemicu tambahan,” ujar Sutopo.

Untuk akhir tahun, apabila pelaksanaan vaksin berjalan lancar dan PPKM sudah selesai, ditambah dengan data penularan dan angka kematian yang berkurang, ia menilai kondisi rupiah masih akan berada di angka Rp 14.700 per dolar AS.

Selanjutnya: Ini sejumlah faktor yang mempengaruhi pergerakan rupiah ke depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi