Rupiah masih akan terkoreksi



JAKARTA. Penantian pasar terhadap rilis data pertumbuhan ekonomi AS kuartal III 2016 jadi alasan utama pelemahan rupiah. Di pasar spot Rabu (21/12), rupiah terkikis 0,16% dibanding hari sebelumnya jadi Rp 13.459 per dollar AS.

Kurs tengah rupiah Bank Indonesia juga turun 0,59% ke Rp 13.473 per dollar AS.

Sri Wahyudi, Research and Analyst Garuda Berjangka, mengungkapkan, pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen yang memproyeksikan ekonomi AS tahun 2017 akan positif masih menjadi sentimen yang mengangkat USD.


Apalagi, pelaku pasar tengah menanti rilis pertumbuhan ekonomi AS kuartal III 2016. Produk domestik bruto AS diprediksi tumbuh dari 3,2% jadi 3,3%. Jika benar, USD akan makin menguat.

Wahyudi memprediksi Kamis (22/12), rupiah melemah di Rp 13.350-Rp 13.500 per dollar AS.

Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang Bank Negara Indonesia menambahkan, di akhir tahun permintaan dollar AS di dalam negeri meningkat. "Ini semakin memojokkan posisi rupiah," ujar Reny.

Di pekan terakhir tahun 2016, rupiah cenderung melemah. Tapi rupiah berpeluang menguat jika data AS tidak memuaskan. Hari ini, rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp 13.425–Rp 13.510 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie