Rupiah masih akan tertekan



JAKARTA. Rupiah melanjutkan pelemahan terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dalam sepekan ini. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Jumat (13/12), menguat 0,69% menjadi 12.106 dibanding sehari sebelumnya. Ini merupakan level terlemah rupiah sejak Februari 2009. Dalam sepekan, rupiah di pasar spot melemah 1,17%.

Sementara, dollar AS menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI), kemarin, menguat 0,46% menjadi 12.081 dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, dollar AS menguat 1,01%.

Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, rupiah memang mendapatkan tekanan yang cukup besar dari jumlah permintaan dollar AS yang naik. Dari sisi global, tekanan juga datang dari sejumlah data ekonomi penting AS yang belakangan ini membaik. Ini memicu spekulasi The Fed akan segera memangkas program stimulus moneter mereka. "Beruntung pelemahan tertahan oleh intervensi BI," katanya.


Analis Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, tekanan rupiah kemarin juga datang dari tingginya kekhawatiran pasar terhadap fundamental ekonomi di dalam negeri, khususnya inflasi dan defisit neraca perdagangan yang sampai saat ini masih mengkhawatirkan.

Daru dan Reni memperkirakan, tekanan terhadap rupiah  kemungkinan besar masih akan terus berlanjut sepanjang sepekan ke depan. Pelemahan akan dipicu oleh kondisi ekonomi AS yang membaik dan hasil FOMC.

Daru memperkirakan, sepekan ke depan rupiah akan melemah di kisaran 12.000-12.300. Sementara itu, Reny memperkirakan, sepekan ke depan rupiah akan tertekan di kisaran11.850- 12.200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini