KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kekhawatiran global karena virus corona, rupiah masih melanjutkan tren positif penguatan terhadap mata uang dunia. Jika melihat perbandingannya terhadap mata uang negara lain yang kerap ditransaksikan oleh orang Indonesia, maka rupiah masih kuat di hadapan dolar Singapura dan dolar Australia serta stabil terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, Selasa (18/2) kurs rupiah ditutup menguat melemah 0,25% di level Rp 13.694 per dolar AS. Selanjutnya, ada rupiah menguat 0,52% ke level Rp 9.136,88 per dolar Australia. Rupiah melemah 0,05% ke level Rp 9.830,16 per dolar Singapura pada hari ini. Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah secara garis besar akan terus melanjutkan tren penguatan jangka pendek terhadap tiga mata uang. Menurutnya, saat ini penguatan rupiah terbantu oleh wabah virus corona (Covid-19). Pasalnya, dampak virus ini lebih terasa bagi negara Australia dan Singapura dibandingkan Indonesia. “Rupiah seharusnya masih kuat terhadap USD, AUD, dan SGD. Namun, tidak untuk jangka panjang,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (18/2).
Rupiah masih berpeluang menguat terhadap dolar AS, aussie, dan dolar Singapura
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kekhawatiran global karena virus corona, rupiah masih melanjutkan tren positif penguatan terhadap mata uang dunia. Jika melihat perbandingannya terhadap mata uang negara lain yang kerap ditransaksikan oleh orang Indonesia, maka rupiah masih kuat di hadapan dolar Singapura dan dolar Australia serta stabil terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, Selasa (18/2) kurs rupiah ditutup menguat melemah 0,25% di level Rp 13.694 per dolar AS. Selanjutnya, ada rupiah menguat 0,52% ke level Rp 9.136,88 per dolar Australia. Rupiah melemah 0,05% ke level Rp 9.830,16 per dolar Singapura pada hari ini. Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah secara garis besar akan terus melanjutkan tren penguatan jangka pendek terhadap tiga mata uang. Menurutnya, saat ini penguatan rupiah terbantu oleh wabah virus corona (Covid-19). Pasalnya, dampak virus ini lebih terasa bagi negara Australia dan Singapura dibandingkan Indonesia. “Rupiah seharusnya masih kuat terhadap USD, AUD, dan SGD. Namun, tidak untuk jangka panjang,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (18/2).