Rupiah masih berpotensi menguat sepanjang pekan depan, ini penyokongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah masih berpeluang melanjutkan penguatannya terhadap dollar AS pada pekan depan.

Ekonom Maybank Luthfi Ridho menilai, rupiah masih akan terbantu oleh sentimen positif dari ekspektasi penurunan suku bunga acuan AS dalam waktu dekat. Berkaca dari situ, agenda Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tengah pekan mendatang lantas akan dicermati oleh para pelaku pasar.

“Pasar ingin melihat bagaimana respons BI terhadap pernyataan dovish dari Jerome Powell,” kata dia.


BI menurutnya memiliki peluang sekitar 50:50 untuk memangkas suku bunga acuan di bulan ini. Jikalau BI tetap menahan suku bunga acuan, rupiah diprediksi tetap aman. Justru, hal itu akan memperbesar probabilitas pemangkasan suku bunga acuan di bulan Agustus mendatang.

“Sebenarnya tak masalah BI mendahului The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan, karena tren rupiah sedang positif dan capital inflow terus terjadi,” papar Luthfi.

Ancaman bagi rupiah tetap ada lantaran harga minyak dunia yang kembali memanas. Kondisi ini bisa membebani rupiah mengingat Indonesia memiliki kebutuhan impor minyak yang cukup tinggi.

“Kalau harga minyak WTI bisa tembus ke level US$ 65 per barel, rupiah rentan tertekan,” ucapnya.

Luthfi memproyeksikan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.900—Rp 14.100 per dollar AS pada pekan depan.

Sebagai catatan, Jumat (12/7), kurs rupiah di pasar spot menguat 0,42% ke level Rp 14.008 per dollar AS. Ini menandakan dalam sepekan terakhir rupiah spot terapresiasi 0,53%.

Sementara itu, kurs tengah rupiah di BI menguat tipis 0,02% ke level Rp 14.085 per dollar AS pada Jumat (12/7). Sedangkan dalam satu pekan terakhir, rupiah menguat 0,44%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi