KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya impor bisa menjadi batu sandungan rupiah. Sebab harga minyak global terapresiasi. Harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2019 di Nex York Mercantile Exchange (NYMEX) menguat 0,35% atau berada di level US$ 59,30 per barel. Mengutip Bloomberg pada Selasa (19/3) rupiah ditutup menguat tipis 0,05% di level Rp 14.232 per dollar AS. Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah menguat 0,09% menjadi Rp 14.228 per dollar AS. Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan harga minyak naik membuat hari ini rupiah bergerak menguat terbatas. Harga minyak mentah naik di tengah pembatasan produksi Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan non-OPEC yang mengurangi produksi minyak sebanyak 1,2 juta barel per hari. Selain itu sanksi AS terhadap Iran serta Venezuela pun masih berlangsung sampai saat ini.
Rupiah masih bisa terkoreksi dalam jangka panjang, ini pemicunya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya impor bisa menjadi batu sandungan rupiah. Sebab harga minyak global terapresiasi. Harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2019 di Nex York Mercantile Exchange (NYMEX) menguat 0,35% atau berada di level US$ 59,30 per barel. Mengutip Bloomberg pada Selasa (19/3) rupiah ditutup menguat tipis 0,05% di level Rp 14.232 per dollar AS. Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah menguat 0,09% menjadi Rp 14.228 per dollar AS. Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan harga minyak naik membuat hari ini rupiah bergerak menguat terbatas. Harga minyak mentah naik di tengah pembatasan produksi Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan non-OPEC yang mengurangi produksi minyak sebanyak 1,2 juta barel per hari. Selain itu sanksi AS terhadap Iran serta Venezuela pun masih berlangsung sampai saat ini.