Rupiah masih dalam tren positif



JAKARTA. Nilai tukar rupiah terus menguat di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot Senin (26/9), kurs rupiah bertengger di Rp 13.041 per dollar AS atau naik sekitar 0,31% dibanding akhir pekan lalu.

Menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah menguat 0,17% ke Rp 13.076 per dollar AS. Ekonom Bank Permata, Josua Pardede bilang, rupiah menguat akibat sejumlah sentimen positif dari dalam negeri.

"Penurunan suku bunga acuan BI dan pengampunan pajak yang berpotensi menambah pendapatan negara turut mendongkrak rupiah," kata dia.


Analis Monex Investindo Futures Yulia Safrina menilai, suku bunga The Fed yang masih rendah membuat rupiah berpotensi terus melaju, meskipun banyak pihak memprediksi suku bunga The Fed bakal dinaikkan pada November mendatang. Ke depan, rupiah masih bisa menguat.

Data penjualan rumah baru di AS yang dirilis kemarin menunjukkan penjualan rumah baru di Agustus cuma 609.000 unit. Di Juli, penjualan rumah baru mencapai 659.000 unit. Kurs rupiah juga bakal dipengaruhi oleh data peredaran uang yang akan dikeluarkan BI pada Jumat (30/9) nanti.

Apabila hasilnya bagus, pergerakan rupiah bisa ikut melesat. Meski begitu, pada pekan ini akan banyak petinggi bank sentral dunia menyampaikan pidato. Ini berpotensi menggoyang rupiah. Gubernur The Fed, Janet Yellen dijadwalkan akan berpidato di Washington DC pada Rabu (28/9).

Sementara Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) Haruhiko Kuroda dijadwalkan menyampaikan pidatonya di hadapan peserta National Securities Industry Convention di Tokyo Kamis (29/9) ini.

Hari ini, Yulia memprediksi rupiah bakal bergulir di kisaran Rp 13.052-Rp 13.100. Sedangkan Josua memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp 13.000-Rp 13.150.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto