Rupiah masih dibayangi tren pelemahan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah ditutup melemah pada awal pekan ini, valuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melanjutkan pelemahan pada Selasa (19/12).

Rencana reformasi pajak yang digadang Presiden Donald Trump dan minimnya sentimen domestik sepertinya masih menjadi ganjalan penguatan mata uang Garuda.

“Sentimen reformasi pajak masih akan berlanjut,” ujar Renny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, Senin (18/12).


Selain itu, menurutnya, pada pekan ini, dollar AS juga masih akan disokong beberapa rilis data yang hasilnya diproyeksikan akan membaik. Misalnya data final pertumbuhan ekonomi di kuartal III yang diperkirakan masih berada pada kisaran 3,3%

Hal serupa juga diungkapkan oleh Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures. Ia malah memperkirakan dalam sepekan ini, mata uang Garuda masih akan tertekan rencana pengesahan RUU Pajak AS. Disahkannya Undang-Undang Reformasi Pajak memberi optimisme akan diloloskannya pengajuan anggaran yang diusulkan Presiden Donald Trump.

“Selaini itu rupiah juga cenderung melemah karena permintaan dollar AS yang cukup besar di akhir tahun,” imbuhnya.

Ia menebak, Selasa (19/12), nilai tukar rupiah bisa bergerak di rentang Rp 13.550-Rp 13.600 per dollar AS. Sedangkan Renny memperkirakan kemungkinan rupiah akan berada pada kisaran Rp 13.540-Rp 13.598 per dollar AS.

Mengutip Bloomberg, Senin (18/12), rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,08% ke level Rp 13.581 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga mencatatkan rupiah melemah 0,08% ke level Rp 13.584 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini