JAKARTA. Rupiah berdarah-darah pada penutupan perdagangan pada Senin (8/6) ini. Anjloknya rupiah terjadi akibat tekanan kuat dari makin solidnya otot dollar AS. Mengacu Bloomberg, Senin (8/6) di pasar spot rupiah melemah tajam 0,71% ke level Rp 13.385 per dollar AS. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah melemah 0,54% ke level Rp 13.360 per dollar AS. Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, menilai faktor dominan yang mencederai rupiah adalah menguatnya dollar AS akibat makin solidnya data tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat (5/6) malam. Selain itu anjloknya bursa saham sebesar 1,68% turut berkonstribusi terhadap cideranya rupiah. Rully menduga rupiah berpeluang menguat terbatas pada Selasa (9/6). Ini bisa terjadi asalkan tidak ada berita-berita yang menguntungkan dollar ataupun merugikan rupiah. “Selain itu pelemahan rupiah juga sudah cukup dalam,” jelas Rully Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menduga rupiah berpeluang menguat terbatas tekanan dollar yang sedikit mengendur. Ini lantaran data produksi industri Jerman (German Industrial Production) per April 2015 menunjukkan hasil 0,9%, melesat dari bulan sebelumnya yakni – 0,4%. “Selain itu menguatnya dollar AS juga akan kerap diwarnai aksi ambil untung (profit taking),” tambah Agus. Mengacu hal tersebut Agus memprediksi hari ini rupiah akan bergerak dalam level Rp 13.270 – Rp 13.500 per dollar AS. Sementara Rully memprediksi besok Selasa (9/6) rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 13.225 – Rp 13.365 per dollar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rupiah masih punya kesempatan untuk menguat
JAKARTA. Rupiah berdarah-darah pada penutupan perdagangan pada Senin (8/6) ini. Anjloknya rupiah terjadi akibat tekanan kuat dari makin solidnya otot dollar AS. Mengacu Bloomberg, Senin (8/6) di pasar spot rupiah melemah tajam 0,71% ke level Rp 13.385 per dollar AS. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah melemah 0,54% ke level Rp 13.360 per dollar AS. Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, menilai faktor dominan yang mencederai rupiah adalah menguatnya dollar AS akibat makin solidnya data tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat (5/6) malam. Selain itu anjloknya bursa saham sebesar 1,68% turut berkonstribusi terhadap cideranya rupiah. Rully menduga rupiah berpeluang menguat terbatas pada Selasa (9/6). Ini bisa terjadi asalkan tidak ada berita-berita yang menguntungkan dollar ataupun merugikan rupiah. “Selain itu pelemahan rupiah juga sudah cukup dalam,” jelas Rully Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menduga rupiah berpeluang menguat terbatas tekanan dollar yang sedikit mengendur. Ini lantaran data produksi industri Jerman (German Industrial Production) per April 2015 menunjukkan hasil 0,9%, melesat dari bulan sebelumnya yakni – 0,4%. “Selain itu menguatnya dollar AS juga akan kerap diwarnai aksi ambil untung (profit taking),” tambah Agus. Mengacu hal tersebut Agus memprediksi hari ini rupiah akan bergerak dalam level Rp 13.270 – Rp 13.500 per dollar AS. Sementara Rully memprediksi besok Selasa (9/6) rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 13.225 – Rp 13.365 per dollar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News