Rupiah masih rawan tekanan



JAKARTA. Rupiah pada perdagangan Senin (1/6) ditutup melemah terhadap dollar AS. Di pasar spot, pasangan USD/IDR melemah 1 poin dibanding hari sebelumnya menjadi 13.212. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia turun 0,14% menjadi 13.230.

Ariston Tjendra, Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures,mengatakan, pergerakan rupiah sepanjang Senin (1/6) relatif terbatas. Pelemahan rupiah ditengarai lantaran data inflasi dalam negeri  pada Mei 2015 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini. Inflasi bulanan (month to month) tercatat sebesar 0,5%. Angka ini melampaui estimasi sebesar 0,35%. Sementara inflasi Mei (year on year) sebesar 7,15%. Inflasi ini lebih tinggi dari estimasi sebesar 7% sekaligus melampaui inflasi April 2015 lalu sebesar 6,79%. "Tingginya angka inflasi berdampak terhadap pelemahan mata uang dalam negeri karena dikhawatirkan akan menurunkan daya beli," terang Ariston.

Ariston menduga, pergerakan rupiah pada Rabu (3/6) akan melemah terbatas. Pelaku pasar akan merespon data ekonomi AS pada Senin malam (1/6) seperti data ISM manufaktur PMI bulan Mei. Data ini diperkirakan membukukan angka sebesar 51,9. Angka ini lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 51,5. Selain itu, nasib rupiah juga akan bergantung publikasi data pesanan pabrik AS (factory orders) bulan April. Data ini diprediksi tidak tumbuh. "Rupiah masih rawan tekanan meski terbatas," imbuh Ariston.


Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang Bank Mandiri menilai, pergerakan rupiah pada Rabu (3/6) cenderung melemah. Selain masih dirundung buruknya data inflasi, sentimen eksternal turut menyumbang tekanan terhadap rupiah. Pasalnya, pelaku pasar masih optimistis terhadap tingkat pengangguran AS yang akan dirilis pada Jumat akhir pekan mendatang. "Positifnya data tenaga kerja AS tetap menjaga kenaikan suku bunga pada tahun ini, meskipun waktunya tidak pada bulan Juni,” ujar Rully.

Adapun sentimen eksternal lainnya yang ikut menghalangi pergerakan rupiah adalah belum jelasnya penyelesaian utang Yunani. Kondisi ini membelenggu mata uang euro, sehingga dollar AS diuntungkan. Rully memprediksi, USD/IDR pada Rabu (3/6) akan terbentang di kisaran 13.200-13.250. Senada dengan Rully, Ariston juga menebak USD/IDR berada di antara level 13.200-13.250.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo