JAKARTA. Pasca ditetapkannya Joko Widodo dan Jusuf kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden oleh KPU, nilai tukar rupiah seperti mendapat dorongan cukup besar. Bahkan, berdasarkan nilai kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah mampu menembus Rp 11.498 per Dollar AS, kemarin. Menteri keuangan Chatib Basri optimistis nilai tukar rupiah akan terus bergerak sesuai nilai fundamentalnya. Terkait penguatan yang terjadi, Chatib menyoroti hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2014 yang berjalan aman dan tertib. Meskipun selama proses pilpres suhu politik cukup memanas. Jika proses transisi kekuasaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjalan tetap damai sampai dilantiknya Jokowi sebagai Presiden, maka Chatib percaya volatilitas alias pergerakan nilai tukar rupiah relatif lebih stabil. "Yang penting ini (transisi pemerintahan) selamat karena ekonomi Indonesia juga akan stabil," ujar Chatib, Rabu (23/7) di Istana Negara, Jakarta. Namun demikian, menurutnya pergerakan nilai tukar rupiah tidak hanya dipengaruhi oleh isu politik dan pergantian pemerintahan saja. Isu lainnya, juga masih harus tetap diantisipasi. Seperti reformasi struktural yang terkait dengan kebijakan fiskal. Chatib mencontohkan, ketika nilai tukar rupiah sempat merosot karena kisruh geo politik di Arab, yang membuat harga minyak dunia melambung. Begitu juga terkait antisipasi pasar menghadapi rencana kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserve, baik mengenai tapering off, atau rencana kenaikan tingkat suku bunga acuan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rupiah masih rentan berubah arah
JAKARTA. Pasca ditetapkannya Joko Widodo dan Jusuf kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden oleh KPU, nilai tukar rupiah seperti mendapat dorongan cukup besar. Bahkan, berdasarkan nilai kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah mampu menembus Rp 11.498 per Dollar AS, kemarin. Menteri keuangan Chatib Basri optimistis nilai tukar rupiah akan terus bergerak sesuai nilai fundamentalnya. Terkait penguatan yang terjadi, Chatib menyoroti hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2014 yang berjalan aman dan tertib. Meskipun selama proses pilpres suhu politik cukup memanas. Jika proses transisi kekuasaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjalan tetap damai sampai dilantiknya Jokowi sebagai Presiden, maka Chatib percaya volatilitas alias pergerakan nilai tukar rupiah relatif lebih stabil. "Yang penting ini (transisi pemerintahan) selamat karena ekonomi Indonesia juga akan stabil," ujar Chatib, Rabu (23/7) di Istana Negara, Jakarta. Namun demikian, menurutnya pergerakan nilai tukar rupiah tidak hanya dipengaruhi oleh isu politik dan pergantian pemerintahan saja. Isu lainnya, juga masih harus tetap diantisipasi. Seperti reformasi struktural yang terkait dengan kebijakan fiskal. Chatib mencontohkan, ketika nilai tukar rupiah sempat merosot karena kisruh geo politik di Arab, yang membuat harga minyak dunia melambung. Begitu juga terkait antisipasi pasar menghadapi rencana kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserve, baik mengenai tapering off, atau rencana kenaikan tingkat suku bunga acuan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News