KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hantaman sentimen eksternal terhadap rupiah terus datang silih berganti. Belum reda sentimen perekomian Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga The Fed, kini krisis ekonomi yang melanda Turki turut menekan mata uang Garuda. Analis Monex Investindo Futures Faisyal, berpendapat, posisi rupiah saat ini bisa dikatakan minim "bantalan". Dari dalam negeri, defisit transaksi berjalan (current account deficit) Indonesia telah melebar hingga 3% terhadap produk domestik bruto (PDB) sepanjang kuartal-II lalu. Sementara, harga komoditas yang selama ini menjadi andalan dalam negeri, seperti batubara dan minyak mentah, juga tengah terkoreksi. "Dari sisi politik, pengumuman calon wakil presiden dari sisi incumbent kemarin tidak begitu menyenangkan pasar karena kurang berlatar belakang ekonomi," ujar Faisyal, Senin (13/8).
Rupiah masih rentan terhadap sentimen eksternal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hantaman sentimen eksternal terhadap rupiah terus datang silih berganti. Belum reda sentimen perekomian Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga The Fed, kini krisis ekonomi yang melanda Turki turut menekan mata uang Garuda. Analis Monex Investindo Futures Faisyal, berpendapat, posisi rupiah saat ini bisa dikatakan minim "bantalan". Dari dalam negeri, defisit transaksi berjalan (current account deficit) Indonesia telah melebar hingga 3% terhadap produk domestik bruto (PDB) sepanjang kuartal-II lalu. Sementara, harga komoditas yang selama ini menjadi andalan dalam negeri, seperti batubara dan minyak mentah, juga tengah terkoreksi. "Dari sisi politik, pengumuman calon wakil presiden dari sisi incumbent kemarin tidak begitu menyenangkan pasar karena kurang berlatar belakang ekonomi," ujar Faisyal, Senin (13/8).