JAKARTA. Rupiah terus merosot. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Kamis (22/8), menguat 0,92% menjadi 10.875 dibanding sehari sebelumnya. Dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menguat 0,67% menjadi 10.723. Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mengatakan, rupiah masih mendapatkan tekanan hebat dari aliran modal yang keluar. Tekanan lain juga diakibatkan oleh meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap laju inflasi Agustus yang diperkirakan masih akan tinggi. Adapun, notulen rapat The Fed yang dirilis kemarin, meningkatkan ekspektasi bahwa program stimulus moneter akan segera dipangkas. Ini membuat dollar AS menguat sehingga rupiah terkulai. Albertus bilang, 10.500 merupakan level penting. "Ketika itu sudah tertembus, itu mengindikasi rupiah masih berpotensi bearish," katanya.
Rupiah masih sulit bangkit
JAKARTA. Rupiah terus merosot. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Kamis (22/8), menguat 0,92% menjadi 10.875 dibanding sehari sebelumnya. Dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menguat 0,67% menjadi 10.723. Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mengatakan, rupiah masih mendapatkan tekanan hebat dari aliran modal yang keluar. Tekanan lain juga diakibatkan oleh meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap laju inflasi Agustus yang diperkirakan masih akan tinggi. Adapun, notulen rapat The Fed yang dirilis kemarin, meningkatkan ekspektasi bahwa program stimulus moneter akan segera dipangkas. Ini membuat dollar AS menguat sehingga rupiah terkulai. Albertus bilang, 10.500 merupakan level penting. "Ketika itu sudah tertembus, itu mengindikasi rupiah masih berpotensi bearish," katanya.