Rupiah masih kesulitan ungguli dollar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 22 Maret mendatang, masih menjadi penahan pergerakan rupiah. Mata uang Garuda keok di hadapan dollar AS.

Mengutip Bloomberg, Selasa (6/3), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,10% ke level Rp 13.776 per dollar AS. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, valuasinya melemah 0,07% ke level Rp 13.750 per dollar AS.

“Walaupun dollar AS sempat melemah karena kekhawatiran perang dagang, tetapi rupiah tetap melemah,” ujar Yulia Safrina, analis PT Monex Investindo Futures kepada Kontan.co.id, Selasa.


Menurutnya, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang memastikan kenaikan suku bunga akan tetap dilakukan meski penerimaan pajak melambat, tetap menjadi perhatian pasar. Apalagi probalitas kenaikan suku bunga kini sudah mendekati level 90%.

Ditambah lagi, data PMI jasa AS bulan Februari yang semula diperkirakan tertekan cukup dalam, akhirnya dirilis hanya terkoreksi tipis. Pada Januari, PMI sektor jasa mencapai 59,9, namun turun tipis menjadi 59,5 pada Februari. Kata Yulia sektor jasa cukup berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Apabila hasilnya membaik, rencana kenaikan suku bunga akan semakin mulus.

“Seharusnya dari domestik ada data indeks kepercayaan konsumen, tapi belum ada hasilnya,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini