JAKARTA. Rupiah harus kembali mengakui keunggulan dollar AS. Sentimen eksternal menyulitkan rupiah bangkit dan diperkirakan berlanjut hari ini. Kemarin, di pasar spot, rupiah melemah 0,22% ke level Rp 13.187 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat, mata uang Garuda tertekan 0,38% ke Rp 13.186. Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy menilai, faktor eksternal paling menekan rupiah. Solidnya data inflasi AS kian mengokohkan dollar AS. Sampai Senin (25/5) pukul 16.45 WIB indeks USD sudah naik 0,34% ke level 96,34 dibanding hari sebelumnya. "Tekanan terhadap rupiah masih akan berlanjut," ujarnya. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual sependapat, rupiah keok lantaran dollar AS sedang diburu. Ketidakpastian penyelesaian utang Yunani menumbangkan euro. Akibatnya, tak ada pesaing dollar di pasar valuta. "Sulit mengubah tren rupiah yang masih bearish," kata David.
Rupiah masih sulit untuk bangkit
JAKARTA. Rupiah harus kembali mengakui keunggulan dollar AS. Sentimen eksternal menyulitkan rupiah bangkit dan diperkirakan berlanjut hari ini. Kemarin, di pasar spot, rupiah melemah 0,22% ke level Rp 13.187 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat, mata uang Garuda tertekan 0,38% ke Rp 13.186. Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy menilai, faktor eksternal paling menekan rupiah. Solidnya data inflasi AS kian mengokohkan dollar AS. Sampai Senin (25/5) pukul 16.45 WIB indeks USD sudah naik 0,34% ke level 96,34 dibanding hari sebelumnya. "Tekanan terhadap rupiah masih akan berlanjut," ujarnya. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual sependapat, rupiah keok lantaran dollar AS sedang diburu. Ketidakpastian penyelesaian utang Yunani menumbangkan euro. Akibatnya, tak ada pesaing dollar di pasar valuta. "Sulit mengubah tren rupiah yang masih bearish," kata David.