KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menutup bulan Februari, nilai tukar rupiah semakin keok terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda rehat di level terendahnya sejak Februari 2016 pada Rp 13.751 per dollar AS, atau turun 0,53% di penutupan perdagangan Rabu (28/2). Serupa, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga turun 0,42% menjadi sebesar Rp 13.707 per dollar AS. Pidato pertama Gubernur The Fed baru, Jerome Powell, di hadapan Kongres AS, menjadi sentimen pendorong rupiah melemah. Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan, pasar merespons testimoni Powell yang cenderung hawkish. "Pidatonya menguatkan ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga AS lebih banyak dan lebih cepat daripada perkiraan," kata dia, kemarin. Menurut Lukman, saat ini rupiah berada dalam tren sangat bearish usai menembus resistance Rp 13.700 per dollar AS. Hari ini, Kamis (1/3), pasar menunggu data inflasi domestik Februari. Lukman melihat, data inflasi yang semakin turun justru bisa menjadi sentimen negatif bagi rupiah. "Pasar khawatir target pertumbuhan ekonomi tidak terwujud kalau inflasi semakin rendah," ujar dia.
Rupiah masih tak bertenaga
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menutup bulan Februari, nilai tukar rupiah semakin keok terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda rehat di level terendahnya sejak Februari 2016 pada Rp 13.751 per dollar AS, atau turun 0,53% di penutupan perdagangan Rabu (28/2). Serupa, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga turun 0,42% menjadi sebesar Rp 13.707 per dollar AS. Pidato pertama Gubernur The Fed baru, Jerome Powell, di hadapan Kongres AS, menjadi sentimen pendorong rupiah melemah. Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan, pasar merespons testimoni Powell yang cenderung hawkish. "Pidatonya menguatkan ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga AS lebih banyak dan lebih cepat daripada perkiraan," kata dia, kemarin. Menurut Lukman, saat ini rupiah berada dalam tren sangat bearish usai menembus resistance Rp 13.700 per dollar AS. Hari ini, Kamis (1/3), pasar menunggu data inflasi domestik Februari. Lukman melihat, data inflasi yang semakin turun justru bisa menjadi sentimen negatif bagi rupiah. "Pasar khawatir target pertumbuhan ekonomi tidak terwujud kalau inflasi semakin rendah," ujar dia.