Rupiah masih terbebani konflik Suriah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangan rudal Amerika Serikat (AS) ke Suriah akhir pekan lalu rupanya berimbas pada pergerakan nilai tukar rupiah pada Senin (16/4). Valuasinya terhadap dollar AS melemah. Untung, neraca perdagangan yang positif masih menahan sehingga pelemahan tidak tajam.

Mengutip Bloomberg, Senin (16/4), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,19% ke level Rp 13.780 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat, mata uang Garuda terdepresiasi 0,09% menjadi Rp 13.766 per dollar AS.

“Saat ini rupiah sedang defensif,” ujar Lukman Leong, analis PT Valbury Asia Futures kepada Kontan.co.id, Senin.


Menurutnya, meski kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Moody’s Investors Service memberikan imbas positif, tetapi konflik di Suriah masih membebani pergerakan pasar global. Kata Lukman, rupiah sedikit beruntung karena mendapatkan sokongan positif dari rilis neraca perdagangan bulan Maret yang tercatat surplus. Setelah terus defisit sejak Desember 2017, akhirnya neraca perdagangan surplus US$ 1,09 miliar.

Josua Pardede, ekonom PT Bank Permata Tbk menilai, selain tertekan konflik Suriah, rupiah juga terimbas sikap investor yang mengantisipasi rilis data pertumbuhan ekonomi China kuartal I 2018 yang akan dirilis Selasa (17/4). Data tersebut diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan mata uang regional termasuk rupiah.

“China kan merupakan mitra dagang terbesar kita,” imbuh Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini