Rupiah Masih Terbebani Sentimen Perang Dagang, Begini Proyeksinya Rabu (16/4)

Rupiah Masih Terbebani Sentimen Perang Dagang, Begini Proyeksinya Rabu (16/4)


KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditutup melemah pada akhir perdagangan Selasa (15/4) menunjukkan terjadinya anomali. Pasalnya, mata uang Garuda justru melemah ditengah penguatan mata uang dunia lainnya karena pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Namun untuk Rabu (16/4) diperkirakan kondisinya berbalik arah.

Melansir Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup melemah di level Rp 16.826, turun 0,23% secara harian. Pun dilansir dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia (JISDOR BI), rupiah di pasar domestik ditutup turun 0,25% di level Rp 16.815. 

. Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menilai pelemahan rupiah hari ini terjadi akibat sentimen negatif soal likuiditas. 


“Sebenarnya (pelemahan rupiah) ini agak anomali ya. Ini mungkin karena ada kekhawatiran kesulitan likuiditas rupiah. Walaupun, kemarin ada rilis aset reserve kita yang naik,” papar Fikri kepada Kontan.co.id, Selasa (15/4). 

Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.827 Per Dolar AS Pada Hari Ini 15 April 2025

Sebagai perbandingan, Fikri menilai rilis data cadangan devisa justru berhasil menguatkan nilai rupiah pada perdagangan Senin (14/4). Kemarin, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 157,1 miliar pada akhir Maret 2025. Angka tersebut meningkat dari US$ 154,5 miliar pada akhir Februari lalu.

Perkiraan Fikri, pelemahan rupiah hari ini lebih terbebani dari sentimen kekhawatiran terhadap akses rupiah akibat gambaran cadangan devisa yang meningkat.

“Soalnya di pasar NDF, rupiah juga mengalami peningkatan,” lanjut Fikri. 

Baca Juga: Simak Sentimen yang Bakal Mempengaruhi Pergerakan Rupiah untuk Besok (15/4)

Di sisi lain, pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menyebut BI masih akan berusaha menjaga perspektif investor terhadap perekonomian Indonesia. Namun, sentimen ketegangan perang dagang global yang kian meningkat juga masih membayangi pergerakan rupiah, meski Presiden AS Donald Trump telah memberikan pengecualian tarif untuk sejumlah barang.

“Perkembangan ini telah meredakan beberapa kekhawatiran pasar atas meningkatnya ketegangan perdagangan. Namun, investor masih berhati-hati,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa (15/4).

Pasalnya, masih ada rencana Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif impor semikonduktor dan farmasi. Investigasi terkait kebijakan ini akan diumumkan pada Senin (21/4) mendatang. Hasil itu nantinya akan kembali menentukan arah pasar. 

Untuk perdagangan Rabu (16/4) besok, Ibrahim memproyeksi rupiah akan kembali melemah ke rentang Rp 16.810–Rp 16.870. Sementara Fikri optimis rupiah dapat menguat di rentang Rp 16.700–Rp 16.800, setelah sentimen likuiditas mereda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih