Rupiah masih terdorong surplus neraca dagang



JAKARTA. Rupiah diperkirakan masih memiliki tenaga untuk melanjutkan penguatan di perdagangan Selasa (17/2) besok. Mata uang Garuda ini mendapatkan dorongan sentimen positif dari membaiknya data ekonomi domestik. 

Pada Senin (16/2), rupiah ditutup menguat 0,35% menjadi Rp 12.753 per dollar AS di pasar spot. Rupiah juga menguat 0,21% ke level Rp 12.742 per dollar AS di kurs tengah Bank Indonesia (BI). 

Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, Reny Eka Putri mengatakan, penguatan rupiah banyak didorong rilis data neraca perdagangan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Per Januari 2015, neraca dagang Indonesia surplus US$ 710 juta lantaran turunnya impor minyak.


Rilis neraca dagang ini melengkapi data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang baru dirilis pada akhir pekan lalu. Di kuartal IV tahun lalu, NPI tercatat surplus US$ 2,4 miliar. 

NPI yang mengalami surplus membawa dampak positif pada posisi cadangan devisa kita. Jika di akhir kuartal III2014 cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 111,2 miliar, maka di pengujung triwulan IV naik tipis menjadi US$ 111,9 miliar.

"Investor juga sedang menunggu rapat dewan gubernur BI yang kemungkinan akan mempertahankan BI rate di 7,75%," kata Reny, Senin (16/2). Rilis beberapa indikator ekonomi nasional yang positif diperkirakan akan mendorong penguatan rupiah dalam jangka pendek. 

Reny memprediksi besok Selasa akan melanjutkan penguatan terbatas di kisaran Rp 12.627-Rp 12.800 per dollar AS.

Sedangkan Analis Indosurya Asjaya Securities William Surya Wijaya memperkirakan rupiah akan menguat di kisaran Rp 12.640-Rp 12.770 per dollar AS. 

Namun, kenaikan ini diperkirakan tidak akan berlanjut dalam jangka menengah. Rupiah tetap dibayangi tekanan dari rencana Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga pada Juni-Juli mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa