Rupiah masih terimbas perang dagang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih bergerak stagnan cenderung tertekan. Kemarin, kurs spot rupiah ditutup melemah tipis 0,08% ke level Rp 13.764 per dollar AS. Sementara kurs rupiah di Jakarta Inderbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terkoreksi 0,11% ke posisi Rp 13.765 per dollar AS.

Rencana China memberlakukan tarif impor atas 128 produk asal Amerika Serikat (AS) menjadi penopang pelemahan mata uang Garuda. Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan, potensi perang dagang ini memicu kekhawatiran di beberapa negara, seperti Australia dan Indonesia, yang merupakan mitra dagang utama China.

Sementara itu, dari dalam negeri belum ada sentimen lain yang bisa mendorong nilai tukar rupiah bergerak menguat. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menambahkan, pelaku pasar kini masih menanti pengumuman angka cadangan devisa Indonesia. Harapannya, sentimen cadangan devisa dapat menggerakkan pasar dan membuat rupiah kembali perkasa.


Sementara dari eksternal, pelaku pasar masih menanti pengumuman indeks belanja sektor manufaktur di Eropa serta perkembangan perseteruan dagang antara AS dan China. "Selain itu perlu diperhatikan kondisi di bursa AS," kata David, Selasa (3/4).

Dalam perhitungan David, hari ini rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 13.730–Rp 13.870 per dollar AS. Sedangkan Lukman memprediksi, nilai tukar nilai tukar mata uang Garuda hari ini akan bergerak dalam rentang Rp 13.750–Rp 13.800 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati