KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah melemah pada Senin (22/6) pagi. Mengutip
Bloomberg pada pukul 09.20 WIB, rupiah bertengger di level Rp 14.145 per dolar AS. Rupiah pagi hari ini melemah 0,32% dari penutupan akhir pekan lalu di level Rp 14.078 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Hari Ini Berpeluang Ditekan Dollar AS Pergerakan rupiah hari ini memang diramal cenderung bakal melemah. Untuk itu, sentimen domestik diyakini masih akan mendominasi potensi pelemahan pekan depan. Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, sekaligus bentuk respon atas keputusan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuannya ke level 4,25% pada pertengahan Juni 2020. "Ini adalah pemangkasan ketiga kalinya sepanjang 2020, dan membawa tingkat pinjaman ke level terendah sejak 2018," kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Minggu (21/6). Dia menjelaskan, turunnya suku bunga acuan juga akan mengarahkan suku bunga deposito maupun fasilitas pinjaman terpangkas. Langkah tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan pemulihan ekonomi selama pandemi Covid-19. Apalagi, Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan bahwa ke depan bank sentral masih memiliki ruang untuk kembali memangkas suku bunga acuan. Untuk waktunya, tergantung pada kondisi global dan memastikan bahwa stabilitas rupiah tetap terjaga.
Baca Juga: Ekonomi diprediksi turun, kurs rupiah bisa melemah lagi Di sisi lain, produk domestik bruto (PDB) diperkirakan bakal terkontraksi di kuartal II-2020, meskipun perkembangan terakhir menunjukkan bahwa tekanan sudah mulai mereda. Ditambah lagi, ekonomi Indonesia diperkirakan turun antara 0,9%-1,9% di 2020 dan baru akan bertumbuh 5%-6% pada 2021. "Rupiah mulai kehilangan nilai terhadap dolar AS dalam beberapa hari perdagangan, karena risiko sedikit turun. Meskipun begitu, rupiah masih bergerak solid," kata Sutopo. Sutopo memperkirakan rupiah masih cenderung akan bergerak melemah dengan kisaran
resistance Rp 14.250 per dolar AS. Adapun untuk level
support diprediksi masih berada di kisaran Rp 14.000 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi