KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,10% menjadi Rp 15.632 per dolar AS pada perdagangan Jumat (6/1). Sementara dalam sepekan, pelemahan rupiah tercatat sebesar 0,38% dari level Rp 15.573 pada penutupan Jumat pekan lalu. Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, sentimen pergerakan rupiah pada pekan ini cenderung bervariasi. Kebijakan China yang melonggarkan aturan Covid-19 mendukung pergerakan rupiah, namun kekhawatiran terhadap lonjakan kasus virus ini membatasi penguatan rupiah. Sentimen negatif lainnya terkait dengan rencana China untuk kembali mengizinkan impor batu bara dari Australia. Hal ini dikhawatirkan akan mengurangi ekspor batubara dari Indonesia, mengingat China merupakan salah satu konsumen terbesar.
Selain itu, data tenaga kerja AS versi Automatic Data Purchasing Inc. (ADP) dan klaim pengangguran yang bakal dirilis pada Jumat (6/1) malam diperkirakan menunjukkan hasil yang solid. Baca Juga: Tertekan, Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 15.635 Per Dolar AS Pada Jumat (6/1) "Positifnya data tersebut akan memberikan kekuatan terhadap indeks USD," ucap Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (6/1). Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menambahkan, sentimen utama pelemahan rupiah berasal dari risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Desember 2022 yang dirilis Rabu (4/1/2023) waktu setempat. Risalah tersebut menunjukkan kebijakan The Fed yang sangat hawkish.