KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah di pekan ini. Koreksi rupiah disokong kombinasi sentimen domestik dan sentimen global terhadap pasar Indonesia. Pelemahan rupiah ini pun diprediksi masih berlanjut hingga pekan depan. Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup melemah melemah 0,1% ke level Rp 16.502 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (21/3). Alhasil, rupiah pun melemah 0,9% sepanjang pekan ini. Sejalan, rupiah Jisdor juga melemah ke level Rp 16.501 per dolar AS atau melemah 0,12%.
Analis Doo Financial Lukman Leong mengatakan, tekanan terhadap nilai rupiah pekan ini utamanya berasal dari internal negara. Lukman mencermati sejumlah sentimen negatif yang berasal dari kekhawatiran akan melemahnya ekonomi Indonesia. Pelemahan ekonomi Indonesia, di antaranya berasal dari defisit APBN Februari 2025 yang meningkat dari bulan sebelumnya, yakni sebesar 0,13% dari Produk Domestik Bruto (PDB), dan isu pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani yang beredar di tengah anjloknya IHSG. Kendati begitu, Sri Mulyani telah memastikan isu tersebut tidak benar. Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 0,10% ke Rp 16.502 Per Dolar AS pada Perdagangan Jumat (21/3) Di samping itu, sejumlah kebijakan pemerintah yang mengundang kontroversi turut andil dalam koreksi nilai rupiah pekan ini. Pada Kamis (20/3) kemarin, sejumlah demonstrasi digelar di berbagai daerah terkait pengesahan Undang-undang TNI. Hal ini menambah daftar sentimen negatif domestik di mata asing. Gabungan sentimen-sentimen tersebut, menurut Lukman, membuat nilai rupiah kembali terperosok pekan ini. “Memicu sentimen risk-off di pasar ekuitas domestik dan capital outflow,” jelas Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (21/3). Di sisi lain, dolar Amerika Serikat (AS) sendiri masih tertekan dengan data-data ekonomi yang mengindikasi pelemahan dan kekhawatiran resesi. Kondisi ini idealnya mendorong apresiasi mata uang emerging market macam rupiah. Namun nyatanya, rupiah tetap fluktuatif dengan kecenderungan melemah dalam sepekan ini. Hingga pekan depan, rupiah diproyeksi masih akan melemah. Dari sisi eksternal, rilis final data pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS menjadi indikator yang dapat diperhatikan pada pergerakan rupiah pekan depan. “Pekan depan masih susah bagi rupiah rebound dan masih belum bisa lepas dari sentimen negatif domestik,” ungkap Lukman. Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,12% ke Rp 16.501 Per Dolar AS pada Jumat (21/3)