Rupiah Melemah 6 Hari, BI Siap Intervensi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) siap turun tangan melakukan intervensi untuk mendukung rupiah yang mengalami penurunan harian terpanjang sejak 2023.

"BI siap melakukan intervensi di pasar spot, domestic non-deliverable forward, dan pasar obligasi untuk menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan mata uang," kata Edi Susianto, Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter BI seperti dikutip Bloomberg, Senin (7/10).

Komentar Susianto muncul saat rupiah turun selama enam hari berturut-turut. Rupiah bersama dengan mata uang negara berkembang lainnya mengalami tekanan depresiasi karena tanda-tanda ketahanan ekonomi Amerika Serikat (AS) memperkuat dolar AS.


“Perkembangan pasar global agak tidak menguntungkan bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan data pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan baru-baru ini,” kata Susianto.

Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah Total 3,6% Dalam 6 Hari Beruntun Hingga Senin (7/10) Siang

Rupiah melemah 1,28% menjadi Rp 15.684 per dolar pada Senin (7/10), pukul 13.51 WIB.

Rupiah telah menguat lebih dari 8% pada kuartal yang berakhir September karena ekspektasi bahwa Federal Reserve akan terus memangkas suku bunga setelah pemangkasan setengah poin persentase baru-baru ini.

Seperti dilansir Bloomberg, BI terlihat mendukung mata uang tersebut pada perdagangan awal, menurut para pedagang yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara di depan umum. Itu adalah pertama kalinya dalam beberapa bulan bank sentral melakukan intervensi di pasar.

BI memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung rupiah, dengan cadangan devisanya tetap mendekati rekor. Cadangan tersebut mencapai US$ 149,9 miliar pada bulan September, mencakup impor selama 6,4 bulan dan persyaratan pembayaran utang luar negeri.

Pelemahan rupiah telah meningkatkan ekspektasi bahwa BI akan mempertahankan suku bunga kebijakannya pada pertemuannya pada tanggal 16 Oktober setelah pemangkasan suku bunga yang mengejutkan pada bulan September.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat