Rupiah melemah akibat perang dagang yang mencuat lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah di tengah kenaikan sejumlah sentimen negatif global. Mengutip Bloomberg, pada Kamis (28/2), rupiah spot ditutup melemah 0,28% menjadi Rp 14.069 per dollar Amerika Serikat (AS). Begitu pun dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) mata uang Garuda terkoreksi 0,41% atau sekitar Rp 14.062 per dollar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menilai, rupiah hari ini melemah utamanya karena sentimen perang dagang. Presiden AS, Donald Trump dan Pejabat Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer memutar balik harapan kesepakatan perdagangan dengan China. Kemarin, Lighthizer mengatakan masih terlalu dini untuk memprediksi hasil dari negosiasi antara AS dan China.

Pembahasan perdagangan AS China kali ini menyangkut perubahan struktural yang signifikan mengenai pemaksaan transfer teknologi terhadap perusahaan asal AS yang menjalankan bisnis di China. Ada juga permasalahan manipulasi kurs untuk mendongkrak kinerja ekspor.


Di sisi lain sebetulnya Trump sudah mengeluarkan testimoni untuk menunda tarif impor China pada awal pekan ini. Pada pertemuan sebelumnya Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He mengatakan ada kemajuan substansial dalam putaran terakhir pembicaraan perdagangan.   Ibrahim berkata, perang dagang AS dan China yang masih bergejolak ini membuat data ekonomi China terus mengalami pelemahan di antaranya PMI manufaktur yang turun menjadi 49,2, meluncur lebih rendah dari 49,5 pada Januari. Sementara itu, aktivitas di sektor non-manufaktur juga melambat menjadi 54,3 dari 54,7 Januari. Penurunan itu lebih besar dari yang diharapkan 54,5. “Ketika ekonomi China melemah tak ayal jika rupiah ikut melemah,” kata Ibrahim kepada Kontan, Kamis (28/2).

Ibrahim memprediksi, kemungkinan rupiah akan diperdagangkan melemah dengan rentang harga  Rp.14.030-Rp. 14.090 per dollar AS pada Jumat (1/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati