Rupiah melemah akibat profit taking setelah menguat dalam lima pekan berturut-turut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah ke level terendah dalam hampir dua pekan. Rabu (24/7) pukul 11.43 WIB, kurs rupiah spot melemah 0,17% ke Rp 14.009 per dollar Amerika Serikat (AS). 

Rupiah sempat melemah hingga Rp 14.023 per dollar AS pada pukul 9.35 WIB tadi pagi. Ini adalah posisi terlemah rupiah sejak 12 Juli.

Sementara sebagian besar mata uang regional lainnya hampir tidak bergerak karena investor tetap berhati-hati menjelang pertemuan European Central Bank (ECB) hari Kamis (25/7). Pelonggaran bank sentral tetap menjadi tema utama untuk pasar mata uang. Kekhawatiran pertumbuhan global yang terus-menerus memicu harapan pemangkasan suku bunga oleh ECB, seperti halnya Federal Reserve AS pada 31 Juli. 


Tidak seperti saham Asia, mata uang regional tidak menguat setelah laporan Bloomberg bahwa Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer akan bertandang ke Shanghai pekan depan untuk bertemu dengan pejabat China. Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow pada hari Selasa menyebut pertemuan itu pertanda baik dan mengatakan dia berharap China akan segera mulai membeli produk pertanian AS. 

Khoon Goh, kepala penelitian di ANZ Banking Group (Singapura) mengatakan bahwa meskipun ada berita positif tentang perdagangan Sino-AS, mata uang Asia "Relatif tenang karena pelaku pasar sedang menunggu keputusan ECB pada hari Kamis, di mana penurunan suku bunga sangat mungkin terjadi," ungkap Goh seperti dikutip Reuters. 

Won Korea Selatan, peso Filipina, dolar Singapura dan dolar Tawian diperdagangkan dalam kisaran sempit. Rupee India turun sebanyak 0,2%, sementara yuan Tiongkok, ringgit Malaysia dan baht Thailand masing-masing turun sekitar 0,1%. 

Goh menghubungkan pelemahan rupiah dengan aksi ambil untung setelah penguatan pekan lalu. Rupiah menguat menguat 0,5% dalam sepekan. Rupiah telah menguat dalam lima pekan berturut-turut. Tapi pekan ini rupiah melemah 0,51%.

Faktor lain yang membuat rupiah tertekan adalah kenaikan harga minyak yang berakar pada kekhawatiran tentang kemungkinan gangguan pasokan di Timur Tengah. Mata uang importir minyak utama termasuk India, Indonesia dan Thailand berada di bawah tekanan menyusul penyitaan atas tanker Inggris di Selat Hormuz pekan lalu. Harga minyak acuan Brent telah naik sekitar 2,5% minggu ini, dengan rupee dan baht masing-masing turun 0,4% dan 0,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati