JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) cenderung melemah pada Mei-Juni. Pelemahan ini menyebabkan pengusaha ketar ketir karena utang valas naik. Tapi bagi pemerintah, kondisi ini tak cukup mengkhawatirkan karena anggaran subsidi bensin telah dicabut. Kementerian Keuangan (Kemkeu) memastikan, pelemahan rupiah tak mengganggu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), minggu ini rupiah ditutup Rp 13.317 per dollar AS, turun 25 poin dari sehari sebelumnya Rp 13.292. Nilai ini melemah 6,76% dibanding awal 2015 Rp 12.474. Nilai rata-rata kurs rupiah sejak awal tahun hingga kemarin Rp 12.928,54 per dollar AS. Angka ini sudah meleset dari asumsi nilai tukar rupiah di APBN-P 2015 sebesar Rp 12.500 per dollar AS. Bahkan, dengan potensi pelemahan yang masih terjadi hingga akhir tahun ini, Bank Indonesia (BI) memperkirakan rata-rata rupiah hingga akhir tahun ditutup Rp 13.000-Rp 13.200. Artinya, realisasi nilai tukar telah bergeser Rp 500-Rp 700 lebih lemah dibanding asumsi APBN-P 2015.
Rupiah melemah, bujet masih aman
JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) cenderung melemah pada Mei-Juni. Pelemahan ini menyebabkan pengusaha ketar ketir karena utang valas naik. Tapi bagi pemerintah, kondisi ini tak cukup mengkhawatirkan karena anggaran subsidi bensin telah dicabut. Kementerian Keuangan (Kemkeu) memastikan, pelemahan rupiah tak mengganggu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), minggu ini rupiah ditutup Rp 13.317 per dollar AS, turun 25 poin dari sehari sebelumnya Rp 13.292. Nilai ini melemah 6,76% dibanding awal 2015 Rp 12.474. Nilai rata-rata kurs rupiah sejak awal tahun hingga kemarin Rp 12.928,54 per dollar AS. Angka ini sudah meleset dari asumsi nilai tukar rupiah di APBN-P 2015 sebesar Rp 12.500 per dollar AS. Bahkan, dengan potensi pelemahan yang masih terjadi hingga akhir tahun ini, Bank Indonesia (BI) memperkirakan rata-rata rupiah hingga akhir tahun ditutup Rp 13.000-Rp 13.200. Artinya, realisasi nilai tukar telah bergeser Rp 500-Rp 700 lebih lemah dibanding asumsi APBN-P 2015.